Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

PSBB Diberlakukan, PMI Manufaktur Indonesia Kembali Merosot

M Ilham Ramadhan
01/10/2020 14:10
PSBB Diberlakukan, PMI Manufaktur Indonesia Kembali Merosot
Pekerja di Kawasan Industri Brebes(MI/Supardji Rasban)

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami penurunan di September 2020 menjadi di level 47,2.

Penurunan ini merupakan yang pertama sejak April 2020 kala Indonesia menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran pandemi covid-19.

Posisi PMI di level 48,3 pada triwulan III 2020 menggambarkan kondisi industri manufaktur yang menantang. Padahal pada Agustus 2020, posisi PMI manufaktur Indonesia berada di level 50,8 atau di atas ambang batas netral sebesar 50, menandakan manufaktur nasional dalam kategori ekspansif.

Penurunan PMI manufaktur Indonesia di September 2020 juga menggambarkan adanya penurunan aktivitas penjualan dan produksi yang dipengaruhi oleh PSBB di DKI Jakarta.

"Penurunan penjualab berkontribusi pada kenaikan kapasitas berlebih (spare capacity) yang tercermin juga pada penurunan pekerjaan yang harus diselesaikan (backlogs of works) yang menghambat perekrutan tenaga kerja lebih lanjut," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu dikutip dari siaran resmi, Kamis (1/10).

Akibat dari kondisi itu ialah adanya pengurangan aktivitas pembelian dan stok oleh dunia usaha guna melakukan efisiensi. Tekanan biaya input turut didorong oleh rupiah yang terdepresiasi serta rendahnya harga penjualan. Tercatat sejumlah perusahaan memberikan diskon untuk merangsang penjualan.

PSBB juga menghambat kemampuan penyedia bahan baku untuk memasok input secara tepat waktu. Febrio bilang, IHS Markit yang mengeluarkan data PMI ini menjelaskan ihwal harapan mengenai output 2021 yang sangat tinggi. Kendati demikian, optimisme itu amat bergantung pada pengendalian pandemi.

Febrio menuturkan, respon kebijakan pemerintah sudah berada di jalur yang benar dan perlu memperkuat penanganan covid-19. Itu dilakukan melalui TLI (Tes, Lacak, Isolasi) serta disiplin gerakan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).

"Penguatan TLI oleh pemerintah dan 3M oleh masyarakat sejauh ini merupakan best practice dalam mengendalikan covid-19, serta melengkapi berbagai langkah perlindungan masyarakat miskin dan rentan terdampak melalui berbagai program perlindungan sosial. Dukungan kepada dunia usaha juga diberikan agar dapat bertahan selama masa pandemi," pungkas Febrio. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik