Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PANDEMI covid-19 memaksa para pemangku kebijakan global untuk mengambil langkah mundur. Serta, meninjau kembali kebijakan dan merenungkan jenis kalibrasi yang perlu dilakukan di masa mendatang.
Kepala Institut Bank Indonesia Solikin M. Juhro mengatakan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi pemangku kepentingan pascapandemi covid-19.
"Pertama, kembalinya eksistensi terhadap sumber daya alam. Meski perekonomian terdampak covid-19, ironisnya pandemi berdampak sangat positif bagi lingkungan. Ekosistem saat ini menjadi pulih. Tingkat polusi menyusut," tutur Solikin dalam seminar virtual ISEF, Kamis (24/9).
Baca juga: Pemerintah Koreksi Proyeksi Pertumbuhan, Ekonom: Realistis
Menurutnya, pandemi covid-19 telah mengatur ulang Bumi menuju lintasan yang lebih berkelanjutan. Hal itu menandakan bahwa kehidupan manusia sebelum pandemi covid-19 cenderung berlebihan.
Tantangan besar bagi umat manusia di era pascapandemi adalah mencapai tingkat lapangan kerja, tanpa menguras sumber daya alam dan konsumsi yang berlebihan. "Kedua, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan hal yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan,” kata Solikin.
Lebih lanjut, dia menekankan SDM yang terampil dapat mencerminkan penghasilan yang didapatkan. Sementara untuk SDM yang tidak terampil, harus puas dengan penghasilan yang relatif rendah. Oleh karena itu, dia memandang SDM di Indonesia harus dibekali keterampilan yang mumpuni.
Baca juga: Wapres: Perkembangan Ekonomi Syariah Masih Perlu Dipacu
"Kita harus membekali masyarakat dengan kemampuan untuk memenuhi persyaratan pekerjaan di masa depan," ujar dia.
Adapun ketiga, yang perlu dipikirkan seiring keterampilan SDM adalah peningkatan digitalisasi. Di satu sisi, digitalisasi membawa kemudahan dan manfaat besar bagi konsumen dan produsen. Apalagi digitalisasi mendorong perluasan pasar, mendorong inovasi produk dan proses, menghadirkan efisiensi operasional dan pengurangan biaya.
Namun di lain sisi, digitalisasi juga membawa risiko baru dan belum dipahami sepenuhnya, yang berpotenis membahayakan stabilitas moneter dan keuangan.
Baca juga: BKPM: Fokus Kelola UMKM, Ekonomi RI Bisa Tumbuh 4%
"Masalah teknologi hampir sama dengan masalah pandemi covid-19, yang akan menyebabkan kekhawatiran untuk permasalahan tenaga kerja,” pungkasnya.
Menghadapi tantangan ini, lanjut Solikin, teknologi digital, inklusivitas, dan keberlanjutan menjadi faktor utama untuk menghadapi era pascapandemi. Respons terhadap tantangan juga bergantung pada kemampuan para ahil ekonomi, termasuk sarjana ekonomi dan keuangan syariah, untuk memikirkan kembali respons kebijakan ekonomi yang tepat.(OL-11)
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun kembali mengungkit pandemi Covid-19 pada debat kedua Pilkada Jakarta 2024, Minggu (27/10) malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved