Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Dana Asing Keluar US$0,75 Miliar Dalam Dua Pekan di Awal September

Despian Nurhidayat
18/9/2020 08:45
Dana Asing Keluar US$0,75 Miliar Dalam Dua Pekan di Awal September
Gubernur BI Perry Warjiyo(Dok.BI)

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar RI mencapai US$ 0,75 miliar pada dua minggu pertama September 2020 karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan yang dipicu faktor global dan dalam negeri.

"Ketahanan sektor eksternal Indonesia triwulan III 2020 tetap kuat, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik," kata Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/9).

Padahal, lanjut dia, perbaikan perekonomian mulai terjadi sejak Juli-Agustus 2020 dengan masuknya modal asing pada triwulan III-2020 hingga akhir Agustus 2020 mencapai US$0,13 miliar.

Dengan masuknya modal asing ke Indonesia itu turut mendorong posisi cadangan devisa RI pada akhir Agustus 2020 sebesar US$137 miliar. Cadangan devisa itu setara pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Neraca perdagangan Agustus 2020 mencatat surplus yakni US%2,33 miliar  melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$3,24 miliar.

"Ke depan, defisit transaksi berjalan untuk keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari PDB (produk
domestik bruto) sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal," kata Perry Warjiyo.

Defisit transaksi berjalan yang rendah itu, kata dia, diharapkan mendukung penguatan nilai tukar rupiah di tengah tekanan yang terjadi pada Agustus-September 2020 yang dipengaruhi faktor global maupun sejumlah risiko domestik.

Hingga 16 September 2020, imbuh dia, nilai tukar rupiah tercatat depresiasi 1,58% dibandingkan akhir Juli 2020, atau terdepresiasi
6,42% dari akhir Desember 2019.

"Nilai tukar rupiah berpotensi kembali menguat seiring levelnya secara fundamental masih undervalued, didukung inflasi rendah dan
terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia menurun," tandasnya. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik