Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Lonjakan Kredit Macet Dapat Menyebabkan Krisis Ekonomi

Despian Nurhidayat
16/9/2020 13:24
Lonjakan Kredit Macet Dapat Menyebabkan Krisis Ekonomi
Ilustarsi: pekerja di masa pandemi covid-19(MI/Andri Widiyanto)

PENELITI Independen Core (Center of Reform on Economics) Indonesia Piter Abdullah menilai pandemi covid-19 menyebabkan terjadinya hambatan pada cash flow di sektor usaha. Hal ini nantinya bisa berakibat pada lonjakan kredit macet yang menjadi salah satu penyebab krisis ekonomi.

Menurut Piter, saat ini telah terjadi pembatasan akitivitas sosial ekonomi yang secara langsung berdampak pada aktivitas usaha terbatasi, bahkan terhenti. Hal itu menyebabkan penerimaan atau cash inflow pada sektor usaha kurangi atau terhenti, di sisi lain pengeluaran terus berjalan. Baik untuk membayar sewa gedung, membayar pegawai maupun membayar utang seperti cicilan pokok dan bunga utang.

"Inilah yang saya sebut cashflow defisit, penerimaannya berkurang atau berhenti sementara di sisi lain pengeluaran masih tetap tinggi," ungkapnya dalam Forum Diskusi Salemba ILUNI UI secara daring, Rabu (16/9).

Baca juga: Cegah Kredit Macet, Fintech Manfaatkan Pusdafil

Menurut Piter, umumnya sektor usaha akan melakukan kebijakan mengurangi pengeluaran, yang bisa dilakukan pastinya mengurangi pegawai entah dengan merumahkan atau PHK.

Hal inilah yang dikatakan Piter tengah terjadi pada sektor riil, di mana salah satu ketahanan cash flow yaitu beban bunga, beban pembayaran cicilan bunga dan pokok jika terganggu berpotensi membuat kredit macet di sektor keuangan atau perbankan.

"Jadi apa yang terjadi, tekanan di sektor riil akan bergerak merambat di sektor keuangan. Inilah yang kita khawatirkan. Kalau ini terjadi, kredit macetnya melonjak, sedangkan sektor keuangan tidak mampu, maka kita akan mengalami krisis sektor keuangan yang menjadi krisis ekonomi. Itulah yang terjadi pada 1998," tuturnya.

Meskipun pemicunya berbeda, tahun 1998 krisis disebabkan oleh nilai tukar dan saat ini penyebabnya adalah pandemi covid-19. Namun, Piter menganggap alur yang terjadi memiliki kemiripan.

"Alurnya itu sama, menghantam sektor dunia usaha lalu masuk ke sektor keuangan melalui lonjakan kredit macet," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik