Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
DI tengah merosotnya perekonomian akibat terpaan pandemi covid-19, pelaku usaha menengah kecil (UMK) dan usaha menengah besar (UMB) optimistis aktivitas mereka bertahan hingga tiga bulan ke depan sejak Juli 2020.
Demikian kesimpulan survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 10-26 Juli 2020 yang menyoroti aktivitas 34.559 pelaku UMK dan UMB di berbagai kota di tengah gempuran covid-19.
“Kami melihat optimisme pelaku usaha. Sebanyak 42% mengaku dapat bertahan dengan kondisi saat ini maksimum tiga bulan apabila tidak terjadi perubahan operasi dan bantuan, sedangkan 58% pelaku usaha yakin dan mampu bertahan dengan kondisi saat ini selama lebih dari tiga bulan meski tanpa perubahan operasi maupun bantuan,” kata Kepala BPS Suhariyanto, kemarin.
Adapun jenis bantuan yang diharapkan UMK, lanjut Suhariyanto, antara lain 69,02% modal usaha, 41,18% keringanan tagihan listrik, 29,98% relaksasi penundaan pembayaran pinjaman, 17,21% kemudahan administrasi pengajuan pinjaman, dan 15,07% penundaan pembayaran pajak.
Untuk UMB, bantuan yang diharapkan antara lain 43,53% keringanan tagihan listrik, 40,32% penundaan pembayaran pinjaman, 39,61% penundaan pajak, 35% modal usaha, dan 14,44% kemudahan pengajuan pinjaman.
Selain menyorot optimisme pelaku usaha, survei BPS juga memetakan upaya adaptasi yang dilakukan UMK dan UMB untuk mempertahankan usaha mereka. Adaptasi yang mereka lakukan, dari mengurangi jam kerja, diversifikasi usaha, penambahan lokasi usaha, berpindah ke usaha lain, hingga terakhir pemutusan hubungan kerja (PHK).
“PHK menjadi jalan terakhir. Sebanyak 30% UMK dan 47% UMB mengurangi jam kerja untuk tetap mempertahankan pegawai. Jumlah pelaku usaha yang melakukan diversifikasi 16% UMK dan 11% UMB,” ungkap Suhariyanto.
Dinamis
Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan pemerintah menggelontorkan dana Rp123,46 triliun kepada UMKM. Dana tersebut berasal dari anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang totalnya mencapai Rp692,2 triliun.
Bantuan pemerintah untuk UMKM meliputi subsidi bunga Rp35,28 triliun, restrukturisasi kredit Rp78,78 triliun, belanja imbal jasa penjaminan Rp5 triliun, modal kerja Rp1 triliun, PPh final Rp2,4 triliun, dan pembiayaan investasi kepada koperasi Rp1 triliun.
Pada survei itu, BPS juga menyisir pelaku usaha yang mengalami kerugian. Sebanyak 84% UMK dan 82% UMB mengaku tekor pundi-pundi mereka.
“Tetapi kami juga mendapati 59,8% UMK beroperasi secara normal, 24% mengurangi kapasitas, 10,1% berhenti, 5,4% bekerja dari rumah, dan 0,5% melebihi kapasitas. Sementara UMB yang masih beroperasi 49,4%, mengurangi kapasitas 28,8%, berhenti beroperasi 5%, 16,3% bekerja dari rumah, dan 0,5% melebihi kapasitas,” tandas Suhariyanto.
Dalam menanggapi survei BPS, ekonom Universitas Gadjah Mada, Rimawan Pradiptyo, menilai pelaku UMK dan UMB justru bisa bertahan di masa krisis karena terbiasa menja lankan usaha secara dinamis di tengah kondisi pasar yang tidak menentu sekalipun.
“Peran sektor UMKM itu sekitar 60% dalam perekonomian nasional. Ini menjadi keunggulan daripada negara maju yang mengandalkan industri besar. Kita jangan lagi bicara high growth rate, tetapi bagaimana bisa bertahan melewati situasi sulit,” kata Rimawan. (Aiw/Ant/X-3)
ekonom menyebut gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia berpotensi semakin besar, terutama di industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki.
PRESIDEN Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan bahwa dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan.
IKATAN Wartawan Hukum (Iwakum) memberikan bantuan solidaritas kepada para jurnalis yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonedia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan, Bob Azam menyatakan bahwa badai pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak hanya terjadi di Indonesia.
WAKIL Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mengaku prihatin terhadap fenomena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) saat ini.
Kebijakan sepihak tersebut menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Apalagi, para pekerja yang diberhentikan tidak diberikan penjelasan atau alasan yang logis oleh pihak perusahaan.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved