Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kostratani Memotret Wajah Seksi Petani Milenial Pantura Jateng

Mediaindonesia.com
11/9/2020 15:24
Kostratani Memotret Wajah Seksi Petani Milenial Pantura Jateng
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan, Dedi Nursyamsi.(Ist/Kementan)

PARA petani milenial pantai utara Jawa (Pantura) di wilayah sisi barat Jawa Tengah (Jateng) tampil seksi, kekinian dan kreatif. Pasalnya, mereka sukses mengembangkan usaha berbasis pertanian.

Potensi petani milenial Jateng semakin mengkilap karena didukung penuh Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Makin kuat lagi kini, Kostratani sudah di-launching di Pekalongan dan Pemalang, Jateng, sekaligus, Kamis (10/9).

Salah seorang petani milenial Pekalongan, Amin, mengutarakan jumlah petani milenial terus tumbuh menjanjikan karena Kementan berhasil membangun habitat 'Kids Zaman Now' di sektor pertanian.

Hingga pertengahan April 2020, jumlah petani milenial mencapai 2,7 juta orang. Nilai ini memiliki slot sekitar 8% dari total petani yang mencapai 33,4 Juta orang. 

"Menjadi petani milenial mengasyikan. Ada banyak pengetahuan baru yang didapat. Koneksinya juga luas karena ada banyak teman di berbagai daerah. Jadi, ideal untuk mengembangkan usaha pertanian. Apalagi, kami didukung penuh oleh Kostratani dengan beragam program unggulan," ungkap Amin. 

Menurut Amin, dirinya menjadi petani milenial dengan mengembangkan komoditi ternak domba. Jumlahnya kini mencapai 50 ekor dengan harga rata-rata sekitar Rp3 juta per ekor.

"Usaha ternak domba menjadi semakin kompetitif karena faktor efisiensi pembiayaan. Slot pembiayaan ditekan dari pakan ternak yang memakai silase. Teknik ini dikembangkan sendiri termasuk pengadaan bahan bakunya," tutur Amin.

Untuk membuat pakan ternak, silase dikembangkan dari Sorgum yang dicincang halus. Untuk tahap fermentasinya, dilakukan dengan menggunakan komposisi bekatul, tetes, mikroorganisme lokal, plus ampas tahu. Lama fermentasinya sekitar 7 hari. 

Amin menambahkan, kotoran dan urin domba tetap dimanfaatkan. "Semua linbah domba kami manfaatkan. Bisa untuk pupuk dan lainnya. Yang jelas tidak ada yang terbuang," lanjut Amin.

Menurut Amin, bukan hanya efisien, silase juga menghasilkan manfaat ekonomi. Sebab, produksinya juga dijual kepada peternak lain sehingga mendapat nilai tambah. Selain domba, Amin juga mengembangkan budidaya pisang dengan luas 1 Hektar. 

"Kami siap mendukung kesuksesan Kostratani Sekarang yang terpenting stakeholder pertanian tidak jalan sendiri-sendiri. Semua harus solid karena ini untuk kebaikan bersama," ujar Amin.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan Dedi Nursyamsi menyatakan apresiasinya.

"Apa yang dilakukan para petani milenial tentu luar biasa. Kami akan terus dorong mereka agar semakin maju dan produktif. Kami memiliki banyak program pelatihan dan akses pasarnya. Untuk itu, milenial sekarang harus menjadi petani. Potensi bagus dan masa depannya cerah, alu pendapatan berupa uangnya sangatlah besar," tegas Dedi Nursyamsi.

Sementara, performa menjanjikan petani milenial di Pantura membuat tersenyum Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Mentan SYL menyatakan Kementan masih akan terus menambah jumlah slot Petani Milenial. 

"Upaya petani milenial untuk terus produktif harus diapresiasi, apalagi kondisinya sedang berat karena Covid-19. Mereka tidak patah arang dan terus berkarya. Kami akan naikan jumlah Petani Milenial untuk mempercepat akselerasi produksi pertanian," tutup Mentan SYL. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya