Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Aset Pihak Ketiga Menurun, BI: Perbankan Hati-hati Salurkan Kredit

Dwi Apriani
26/8/2020 21:33
Aset Pihak Ketiga Menurun, BI: Perbankan Hati-hati Salurkan Kredit
Kredit(Ilustrasi)

PANDEMI covid-19 berdampak luas pada perekonomian di Tanah Air. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatra Bagian Selatan, pertumbuhan kinerja aset dan dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan.

Namun secara nominal justru meningkat pada triwulan II/2020 jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan di Sumsel hingga Juni 2020 Rp100,449 triliun atau meningkat 2,24 persen (YoY) atau 0,45 persen (Ytd), realisasi kredit Rp84,873 triliun atau meningkat 5,56 persen (YoY) atau 0,01 (Ytd), DPK Rp89,829 triliun atau meningkat 5,56 persen (YoY) atau 3,67 persen (Ytd).

Sedangkan NPL mengalami kenaikan menjadi 4,7 persen dengan ambang batas 5,0persen atau meningkat 1,18 persen (YoY) atau 1,70 persen (Ytd), sedangkan LDR sebesar 94,48 persen atau turun 4,99 persen (YoY) atau 3,45 persen (Ytd). Untuk itu, Bank Indonesia meminta agar perbankan di wilayah Sumsel kini lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit usaha agar menimalisasi resiko adanya pelemahan ekonomi yang dialami para pelaku bisnis.

‘’Perbankan memang harus lebih berhati-hati. Alasannya, tidak lain agar kredit yang diberikan lebih berkualitas demi terjaganya likuiditas perusahaan. Sebenarnya ini sesuatu yang wajar terjadi, tapi perbankan tentunya harus memiliki strategi sendiri agar tetap ada kinerja dalam penyaluran kredit di tengah pandemi,” kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan, Hari Widodo, webinar ekonomi di Palembang, Rabu (26/8).

Diakui Hari, adanya kondisi ini didorong oleh penurunan aset DPK dari korporasi/non perseorangan yang menggunakan dana internalnya untuk operasional usaha pada saat pandemi. Meskipun pendapatan menurun, masyarakat cenderung untuk menunda konsumsinya sehingga meningkatkan DPK dari sisi perseorangan.

Baca juga : Pasar Khawatir Gelombang Kedua Covid-19, IHSG Menguat Tipis

‘’Mengatasi keadaan ini perbankan harus memiliki strategi yakni mulai lihat sektor ekonomi yang bisa jadi prioritas dan potensial dengan tetap mempertimbangkan risiko pandemi dan potensi bisnisnya,’’ kata dia.

Sejauh ini, pihaknya sudah memetakan sektor bisnis tersebut, di antaranya, sektor transfortasi melalui penggunaan uang elektronik mengingat Sumatra Selatan memiliki LRT, sektor pariwisata melalui bisnis online tiket dan sektor perdagangan ritel melalui penggunaan layanan transaksi digital.

Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong kalangan perbankan untuk menggarap sektor UMKM, keuangan syariah.

‘’Sekarang kita fokus bagaimana mendorong UMKM untuk mengakses layanan perbankan digital di tengah pandemiini,’’ kata dia.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatra Selatan Untung Nugroho menambahkan saat ini otoritas sudah merespon kondisi terkini yang terjadi di bisnis perbankan. Diakuinya, dalam penyaluran kredit saat ini memang berbeda dibandingkan sebelumnya.

‘’Dari biasanya dua item yang menjadi pertimbangan yakni kemampuan membayardan kinerja usaha, kini cukup kemampuan membayar saja sudah bisa dijadikan dasar untuk menyalurkan kredit,’’ pungkasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya