Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Stafsus Menkeu: Resesi Ekonomi Tidak Perlu Diperdebatkan

Despian Nurhidayat
25/8/2020 19:18
Stafsus Menkeu: Resesi Ekonomi Tidak Perlu Diperdebatkan
Foto udara kawasan Semanggi, Jakarta.(Antara/Galih Pradipta)

DENGAN ekonomi kuartal II 2020 tercatat minus 5,32%, banyak pihak yang meramalkan Indonesia masuk jurang resesi pada kuartal III 2020.

Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, menanggapi pandangan yang mengemuka di tengah publik. Menurutnya, resesi ekonomi tidak perlu dipersoalan. Pemerintah dikatakannya terus hadir untuk membantu masyarakat di tengah pandemi covid-19.

“Kalau perdebatan kita saat ini adalah resesi atau tidak resesi, rasanya juga perlu kita intervensi. Supaya tidak terjebak pada teknikalitas. Yang penting sekarang bagaimana negara betul-betul hadir di saat market lumpuh,” pungkas Yustinus dalam seminar virtual, Selasa (25/8).

Baca juga: Presiden: Jangan Sampai Investasi Minus Lebih dari 5%

Dia menambahkan peran negara untuk hadir di tengah masyarakat juga membutuhkan bantuan. Kendati demikian, pemerintah tetap berkomitmen dengan segala upaya untuk mengatasi krisis.

"Sekarang, bukan apakah kita akan resesi atau tidak resesi. Tapi apakah kita punya respons kebijakan yang membuat tenang. Kita merasa yakin dan secara jangka menengah panjang kita punya skenario untuk keluar dari krisis,” imbuh Yustinus.

Yustinus mengakui tantangan pandemi covid-19 masih berlangsung di seluruh dunia. Dia pun mencontohkan Selandia Baru yang sempat nihil kasus covid-19 selama tiga bulan, namun kini muncul kasus positif.

Baca juga: Menkeu: Pemulihan Ekonomi Nasional Belum Kuat

Untuk mengatasi pandemi, lanjut dia, memang bukan perkara mudah, khususnya bagi Indonesia. Yustinus berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam penanganan dampak pandemi covid-19.

“Kesehatan menjadi faktor determinan penting. Tanpa pengendalian covid-19 yang meyakinkan, sulit rasanya membuka ekonomi. Ini perlu kerja sama dengan pemda, masyarakat, akademisi dan seluruh elemen,” tandasnya.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya