Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Jalan Panjang Pemulihan

Raja Suhud Wartawan Media Indonesia
20/7/2020 07:05
Jalan Panjang Pemulihan
(Dok.MI/Seno)

MENARIK, judul presentasi dari Lead Economist Word Bank Frederico Gil Sander yang disampaikan dalam diskusi membahas prospek ekonomi Indonesia ke depan, The Long Road to Recovery.

Yang menjadi menarik ialah adanya kata long (panjang) dalam judul presentasinya. Adanya kata long dalam judul itu agaknya ingin menunjukkan bahwa jalan menuju pemulihan masih butuh waktu. Pemulihan ekonomi tidak akan berlangsung dalam tempo yang singkat.

Karena itu, strategi yang perlu dipersiapkan menjadi lebih kompleks dan tentu saja napas yang lebih panjang.

Hari-hari ini kita melihat bahwa pertambahan kasus penyebaran covid-19 terus bergerak dengan kecepatan lebih tinggi. Rekor-rekor baru terus terjadi. Data bergerak secara dinamis.

Lonjakan pertambahan kasus, baik di Indonesia maupun dunia, membuat banyak pihak khawatir akankah kita punya daya tahan untuk terus-menerus berhibernasi menghadapi pandemi. Padahal, hibernasi atau pembekuan serangkaian aktivitas (ekonomi) membawa konsekuensi yang tidak ringan. Salah satunya ialah income, baik masyarakat maupun negara, terganggu. Padahal, adanya income atau pendapatan itu yang akan membiayai kita bertahan hidup.

Dengan adanya krisis, semua tangan menadah pada peran negara untuk memberikan income. Hal itu bisa dipenuhi pada tahap awal.

Namun, karena krisis ini akan berlangsung lebih panjang, pemerintah di seluruh dunia mulai berhitung akan kemampuan sumber daya yang dimilikinya.

The Economist edisi 11 Juli 2020 menuliskannya sebagai Tapering Without Tantrum, merealokasi stimulus tanpa menimbulkan tantrum (amukan). Hal itu menjadi tantangan besar. Bagaimana di tengah ekspektasi yang begitu besar akan stimulus dan subsidi dari negara, pengalokasiannya harus dilakukan secara cermat sehingga ada kelompok yang dikurangi alokasinya.

Jujur, diakui bahwa tidak ada single resep yang dapat dipergunakan siapa saja untuk menanggulangi krisis akibat pandemi covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah memaparkan pengalaman Indonesia menghadapi pandemi sekelas covid-19 ada pada zaman penjajahan Belanda, saat Flu Spanyol melanda dunia dan sampai di Hindia Belanda. Sayangnya, tidak ada dokumentasi bagaimana saat itu kebijakan fi skal dijalankan.

Apa yang dijalani saat ini lebih banyak bersumber dari resep global. Kita hanya bisa berharap apa yang dijalankan itu membuahkan hasil yang baik dan sesuai harapan. Pelonggaran aktivitas sejalan dengan perkembangan penanganan pandemi ini.

Satu hal menarik lainnya dari presentasi Sander ialah jalan menuju pemulihan yang panjang itu ternyata juga berangin (winding). Bagi saya, ini menjadi krusial karena seperti sifat angin yang bisa mendorong maju, tapi juga bisa menjungkirbalikkan. Sebab itu, dibutuhkan keahlian dari pembuat kebijakan untuk mengeksekusi pilihan kebijakan yang tepat.

Jangan sampai angin membuat pilihan yang diambil menyebabkan kita jatuh tersungkur dan tidak mampu bangkit lagi. Semoga itu tidak terjadi. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya