Prospek Ekonomi Diharap Membaik

M Ilham Ramadhan Avisena
17/7/2020 06:05
Prospek Ekonomi Diharap Membaik
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia(Kemenkeu/BI/Bank Dunia/Tim Riset MI-NRC)

PEMERINTAH berharap prospek pertumbuhan ekonomi nasional tetap menuju yang terbaik meski Indonesia dan berbagai negara lain sedang dihadapkan oleh ketidakpastian karena pandemi covid-19.

“Tidak ada yang yakin 100% terhadap prospek ke depan. Ini merupakan hal baru yang dihadapi pemerintah,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam peluncuran Indonesia Economic Prospect 2020, kemarin.

Ia menambahkan, pemerintah menyadari pertumbuhan ekonomi harus diawali dengan memobilisasi kegiatan masyarakat dan aktivitas ekonomi. Namun, aspek kesehatan tetap menjadi yang utama di tengah pandemi.

Salah satu hal yang sedang dicermati pemerintah ialah relaksasi perpajakan dalam penanganan pandemi. Dari yang dianggarkan pemerintah untuk memberikan insentif pajak, implementasinya rendah. “Dari yang kita amati, tidak semua mengamati fasilitas ini. Pertanyaannya, apakah mereka tidak mau atau memang prosesnya yang rumit? Ini akan kita evaluasi,” tegas Menkeu.

Pernyataan Menkeu juga berkaitan dengan proyeksi Bank Dunia bahwa ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh pada 2020 atau bertengger di 0%. Ini didasari dengan hitungan ekonomi Indonesia berjalan normal pada Agustus 2020, pertumbuhan ekonomi global di kisaran -5,2% dan tidak terjadi gelombang kedua pandemi di Indonesia. Namun, bila ekonomi urung pulih, pembatasan aktivitas ekonomi masih terus ketat serta muncul gelombang kedua, maka ekonomi Indonesia diprediksi jadi -2%.

Di kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander, menyatakan tanpa bantuan sosial maka tingkat kemiskinan akan bertambah 5,5 juta-8 juta orang. “Pemerintah Indonesia telah merespons cukup baik dengan menganggarkan Rp695,2 triliun untuk penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Salah satu pos dalam anggaran itu ialah bansos mencapai Rp203,9 triliun,” ujar Frederico.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik sudah menyatakan jumlah penduduk miskin menjadi 26,42 juta orang dari total populasi pada Maret 2020, atau naik 1,63 juta orang dari total populasi di September 2019.

Terpisah, Direktur Program di Institute for Development of Economics and Finance, Esther Sri Astuti, mengatakan semua negara kini kesulitan karena pandemi. Ia lalu mendesak pemerintah memajukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk membuka lapangan pekerjaan. “Maksimalkan juga sektor komunikasi dan teknologi informasi. Lalu buat paket kebijakan fi skal dan moneter yang bersinergi,” tegasnya.

Senada, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat berharap peningkatan aktivitas di sektor UMKM bisa segera direalisasikan. Tahun lalu, sektor itu berkontribusi penting terhadap produk domestik bruto. “Bila sektor UMKM tidak bergerak, potensi pertambahan angka kemiskinan akan semakin besar,” ujarnya.

Prediksi BI

Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga -4%. Meski demikian, BI memandang ekonomi nasional sudah mulai bergeliat pada Juni 2020. Ini tecermin dari meningkatnya indikator indeks ekspektasi konsumen ataupun indikator domestik lainnya.

“Akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharap membaik dengan kecepatan penyerapan stimulus fi skal, keberhasilan restrukturisasi kredit dan korporasi, pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan UMKM, serta efektivitas implementasi protokol kesehatan,” ungkap Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi video Rapat Dewan Gubernur BI, kemarin. (Iam/Des/RO/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya