Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penerapan kenormalan baru (new normal) turut berdampak pada naiknya tingkat inflasi pada Juni 2020 sebesar 0,18%. Namun dampak yang diberikan tidak terlalu signifikan.
"Semisal inflasi pada kota-kota yang sudah melonggarkan PSBB seperti DKI Jakarta, pada Mei lalu mengalami deflasi 0,02%. Hal yang tidak lumrah di bulan puasa dan Idul Fitri. Namun di bulan Juni, DKI Jakarta mengalami inflasi 0,06%," tuturnya saat dihubungi, Rabu (1/7).
Yusuf melanjutkan kontribusi pelonggaran PSBB dan kenormalan baru pada tingkat inflasi belum signifikan. Sebab bila dibandingkan dengan Juni tahun lalu yang mencapai 0,55%, tingkat inflasi pada Juni 2020 terlampau rendah.
Menurut Yusuf, naiknya tingkat inflasi pada Juni 2020 juga belum dapat disimpulkan sebagai adanya perbaikan daya beli masyarakat. Sebab tingkat inflasi inti yang dijadikan acuan untuk mengukur penawaran dan permintaan mengalami penurunan.
"Inflasi inti justru turun, salah satu indikator yang sering digunakan mengukur permintaan atau daya beli masyarakat, dari 0,06% menjadi 0,02%," jelas Yusuf.
Lebih jauh, Yusuf berpendapat, pandemi covid-19 turut berdampak pada pola inflasi di Indonesia. Karena pada saat ramadan dan lebaran tingkat inflasi acap kali tinggi, namun hal itu tidak ditemui pada tahun ini.
Meski di tengah pandemi ini pemerintah telah berupaya menjaga di sisi supply (penawaran) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun pada sisi demand (permintaan) terjadi guncangan. Itu pula menyebabkan pola inflasi tidak berjalan seperti biasanya.
"Kalau ingin mengembalikan inflasi ke 'normal' nya, yang di sisi demand ini yang di perlu diberikan stimulus untuk melakukan kembali permintaan, diskusinya kembali lagi pada ya seberapa cepat dan tepat sasarannya pemerintah dalam mengelontorkan bantuan untuk hal ini," pungkas Yusuf.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei yang dilakukan di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2020. Hasilnya terjadi inflasi sebesar 0,18%, naik dari bulan sebelumnya (mtm) yang hanya 0,07%.
Namun bila dilihat secara tahunan (yoy) inflasi pada Juni 2020 masih lebih rendah yakni 1,96% dibanding Juni 2019 yang mencapai 3,28%. (E-3)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved