Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEMERINTAH menerbitkan obligasi syariah berdenominasi dolar AS atau Sukuk Global di pasar internasional senilai US$2,5 miliar untuk membantu pembiayaan dalam penanganan covid-19.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis (18/6), menyatakan Sukuk Global itu terdiri dari tiga seri dengan struktur akad wakalah.
Seri-seri tersebut mempunyai tenor 5 tahun dengan kupon 2,3% senilai US$750 juta, tenor 10 tahun dengan kupon 2,8% senilai US$1 miliar dan tenor 30 tahun dengan kupon 3,8% senilai US$750 juta.
Pencapaian kupon untuk tenor 5 dan 10 tahun ini merupakan yang terendah untuk penerbitan Sukuk Global yang pernah diterbitkan pemerintah.
Penerbitan untuk tenor 30 tahun ini merupakan yang terbesar di Asia dan juga merupakan penerbitan Sukuk Global Indonesia dengan kupon terendah yang pertama kali di pasar keuangan global.
Penerbitan Sukuk Global akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai serta akan dilaksanakan setelmen pada 23 Juni 2020.
Penerbitan ini mendapatkan respon baik dari investor global dan lokal karena menghasilkan orderbook hingga US$16,66 miliar atau hampir 6,7 kali dari target US$2,5 miliar.
Dengan besarnya orderbook, Pemerintah dapat menekan harga sampai 70 bps dari harga penawaran awal dan di bawah indikatif fair value.
Penerbitan ini dilakukan melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.
Baca juga: Jelang Pengumuman RDG BI, IHSG Terkoreksi
Setiap seri telah mendapatkan peringkat Baa2 oleh Moody's Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.
Pemerintah mendedikasikan penerbitan tenor 5 tahun sebagai Sukuk Hijau (Green Sukuk) untuk menunjukkan komitmen, kepemimpinan dan kontribusi di komunitas global untuk pembiayaan perubahan iklim.
Green Sukuk itu merupakan penerbitan yang ketiga kalinya di pasar global, selain penerbitan Green Sukuk Ritelpada akhir 2019.
Transaksi ini mendapatkan permintaan yang besar dari investor global yang qualified dan beragam, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Distribusi investor untuk tenor 5 tahun antara lain 32% investor syariah (Timur Tengah dan Malaysia), 5% Indonesia, 40% Asia (kecuali Indonesia), 12% Amerika Serikat dan 11% Eropa.
Tenor 10 tahun didistribusikan untuk 31% investor syariah, 5% Indonesia, 34% Asia (kecuali Indonesia), 18% Amerika Serikat dan 12% Eropa.
Sedangkan, untuk tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 10% untuk investor syariah, 5% Indonesia, 44% Asia (kecuali Indonesia), 8% Amerika Serikat dan 33% Eropa.
Bertindak sebagai Joint Lead Manager dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BNP Paribas, Dubai Islamic Bank, HSBC, Maybank dan Standard Chartered.
BNP Paribas dan HSBC juga bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor.
Sementara itu, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager dalam transaksi ini. (A-2)
Dana sebesar Rp28 triliun tersertap dari lelang delapan seri Surat Utang Negara (SUN) pada 22 April 2025.
KOMISI XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui efisiensi anggaran yang diajukan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp8,99 triliun.
Qohar mengatakan Isa yang ketika itu menjabat sebagai Kabiro Bapepam LK bersama terpidana kasus Jiwasraya membahas pemasaran produk Saving Plan.
KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) membatalkan beasiswa Ministerial Scholarship 2025. Itu menyusul adanya kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.
Kementerian Keuangan secara resmi merilis Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 131 Tahun 2024 yang mengatur ketentuan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 12%.
Pada 2024, tercatat lebih dari 500 ribu portofolio keuangan yang dibuat investor menggunakan strategi SIP.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi.
Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan dan ekspansi pembiayaan berbasis akad murabahah kepada nasabah pada segmen produktif dan konsumtif.
Perusahaan juga mencatat peningkatan signifikan dalam total nilai penjaminan emisi obligasi dan sukuk sebesar Rp14,6 triliun pada 2024.
Pasar obligasi Indonesia dipandang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Sejumlah sektor pun menawarkan potensi yang cerah untuk para investor, seperti asuransi dan dana pensiun.
Investasi kini menjadi langkah penting untuk mencapai kestabilan finansial dan kesejahteraan di masa depan.
BANK Indonesia menyatakan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) bakal dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Itu karena instrumen tersebut dinilai bekerja dengan efektif
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved