Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
LEMBAGA Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF) optimistis pasar obligasi Indonesia memiliki prospek cerah sehingga membidik Indonesia sebagai pasar utama portofolio penjaminan obligasinya pada 2026.
CGIF merupakan lembaga pengelola dana amanah (trust fund) Asian Development Bank (ADB) yang dibentuk dengan tujuan utama mendukung pertumbuhan dan pengembangan pasar modal berbasis mata uang lokal di kawasan ASEAN+3.
"CGIF optimistis dengan outlook pasar obligasi di Indonesia," kata Vice President Operations CGIF Anuj Awasthi, di Jakarta, Kamis (5/12).
Saat ini, Indonesia berada dalam peringkat keempat portofolio CGIF setelah Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Namun, pasar obligasi Indonesia dipandang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Sejumlah sektor pun menawarkan potensi yang cerah untuk para investor, seperti asuransi dan dana pensiun.
Awasthi menyebut banyak investor yang berminat untuk berinvestasi pada surat utang korporasi dengan peringkat tinggi dan tenor lebih panjang.
"Dengan melihat susunan pipeline kami, Indonesia akan menjadi nomor satu dalam portofolio kami pada pertengahan 2026. Kami melihat banyak perdagangan yang masuk dari banyak perusahaan lain," ujar dia.
Akan tetapi, pasar modal Indonesia masih menghadapi tantangan dari segi banyaknya perusahaan lokal yang belum mampu menerbitkan obligasi dengan rating yang baik dan tenor yang panjang. Dalam konteks inilah CGIF mengambil peran.
CGIF berencana memberikan dukungan penjaminan kredit bagi perusahaan sektor swasta, perusahaan milik negara, dan lembaga keuangan agar dapat mendiversifikasi sumber pendanaan dan mengatasi keterbatasan peringkat.
Di sisi lain, CGIF juga akan terus memfasilitasi akses ke basis investor lebih luas melalui penawaran publik dan private placement (penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu/PMTHMETD). Langkah lain yang juga akan dilakukan adalah mendukung penerbitan sukuk dan obligasi tematik, termasuk obligasi hijau, sosial, keberlanjutan, dan iklim untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.
Lalu, melakukan uji coba penerapan jaminan kredit parsial dan menjajaki sekuritisasi serta transaksi obligasi proyek, mendukung perusahaan penerbit obligasi asal Indonesia yang memenuhi syarat untuk memasuki pasar modal internasional, serta meningkatkan pemahaman investor dan memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan utama, termasuk regulator dan lembaga keuangan.
Adapun hingga saat ini, CGIF telah mendukung penerbitan obligasi untuk lebih dari 10 perusahaan di Indonesia melalui penawaran saham perdana di pasar lokal dalam mata uang Rupiah serta penerbitan obligasi lintas negara.
CGIF baru-baru ini membantu melakukan penjaminan atas penerbitan menerbitkan obligasi dalam mata uang Rupiah untuk PT Adhi Commuter Properti Tbk, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, dan PT Hartadinata Abadi Tbk. Dengan jaminan CGIF, obligasi tersebut mendapat peringkat AAA dari PEFINDO dan berhasil menarik investor domestik. (Ant/H-2)
Bank Mandiri Taspen menjadikan penerbitan obligasi sebagai strategi dalam memperkuat struktur pendanaannya, sekaligus dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
ISRAEL menjual surat utang dalam jumlah rekor di Amerika Serikat (AS) sejak perangnya di Jalur Gaza, Palestina, meletus pada 7 Oktober 2023. Ini menurut laporan Bloomberg pada Jumat (6/6).
WOORI Bank Korea, kembali mendapatkan pengakuan atas kekuatan fundamentalnya. Berhasil mempertahankan peringkat kredit obligasi tanpa jaminan dengan rating AAA (stabil)
Di tengah ekonomi dan pasar yang penuh ketidakpastian serta tren keuangan yang dinamis, menyusun strategi finansial menjadi sebuah tantangan tersendiri.
PT Usaha Pembiayaan Reliance Indonesia (Reliance Finance) mengumumkan pelunasan Obligasi REFI I Tahun 2022 Seri B senilai Rp100 miliar yang jatuh tempo pada 9 Februari 2025.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi.
Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan dan ekspansi pembiayaan berbasis akad murabahah kepada nasabah pada segmen produktif dan konsumtif.
Perusahaan juga mencatat peningkatan signifikan dalam total nilai penjaminan emisi obligasi dan sukuk sebesar Rp14,6 triliun pada 2024.
Investasi kini menjadi langkah penting untuk mencapai kestabilan finansial dan kesejahteraan di masa depan.
BANK Indonesia menyatakan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) bakal dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Itu karena instrumen tersebut dinilai bekerja dengan efektif
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved