Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Industri Ini Diprediksi Tumbuh Pesat di Era New Normal

M. Ilham Ramadhan Avisena
09/6/2020 18:31
Industri Ini Diprediksi Tumbuh Pesat di Era New Normal
Mural bertuliskan New Normal di Jalan Tb Simatupang, Jakarta Selatan(MI/Pius Erlangga)

PEMERINTAH telah merancang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka mengembalikan kondisi perekonomian yang terpukul karena pandemi covid-19 secara bertahap. Berbagai sektor perekonomian yang jatuh cukup dalam pada periode Maret dan April 2020 diharapkan dapat mulai membaik pada Juni 2020.

Perbaikan kondisi itu didasari dengan pembukaan aktivitas manusia dan ekonomi secara bertahap pada era kenormalan baru (new normal) yang dicanangkan pemerintah.

Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menyebutkan, PEN yang menjadi bagian dari exit strategy setidaknya menargetkan kondisi perekonomian dapat kembali seperti sebelum covid-19 mewabah di Indonesia.

"Targetnya adalah kembali ke pre-covid dulu, diharapkan V shape atau U shape, jangan sampai L shape, digunakan APBN melalui jaring pengaman kesehatan, jaring pengaman sosial, jaring pengaman sektor riil ke dunia usaha, BUMN, UMKM, fasilitas pajak dan pemberian ke pemda. Ini yang diharapkan jadi pemicu untuk kita tumbuh ke depan," ujar Raden dalam diskusi Ngopi Teko bertema Perspektif Pemulihan Ekonomi dan Kenormalan Baru, Selasa (9/6)

Setidaknya dalam masa kenormalan baru, ada beberapa industri yang dapat diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Meski diakui pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan tertekan, setidaknya beberapa industri tersebut mampu meminimalisasi tekanan tersebut.

Baca juga : Daya Beli Masyarakat Turun, Menhub: Tidak Ada Kenaikan Tarif

Industri yang dimaksud yakni industri pertanian, industri manufaktur, industri kesehatan, industri obat-obatan dan alat kesehatan serta industri digital. Pada industri pertanian, Raden mencontohkan, industri kelapa sawit akan menjadi sektor yang dapat bergerak cepat di era new normal.

Itu dikarenakan sistem kerja pekebunan sawit yang sejatinya selaras dengan prinsip protokol kesehatan dalam masa pandemi covid-19.

"Jarak mereka (di kebun) kan berjauhan, tidak masalah, jadi itu tetap akan jadi andalan kita. Problemnya memang permintaan yang turun," terang Raden.

Pun demikian dengan industri manufaktur, pertumbuhannya dirasa akan menjadi yang paling cepat di era new normal. Namun rendahnya permintaan tetap menjadi persoalan bagi industri tersebut.

"Untuk kembali benar-benar menjadi normal memang membutuhkan waktu," sambung Raden.

Ia mengatakan, industri kesehatan juga akan mengalami pertumbuhan yang baik dalam kenormalan baru. Sebab, di tengah pandemi, industri ini tetap berputar dan justru bekerja lebih dari biasanya.

Hal itu perlu pula dijadikan pemerintah sebagai pertimbangan untuk menjadikan industri kesehatan sebagai sektor prioritas dalam jangka panjang. Tidak saja merujuk pada kondisi pandemi, Raden mengungkapkan, devisa dalam negeri acap kali beranjak keluar dalam jumlah besar di bidang kesehatan.

"Tiap tahun devisa yang keluar ke berbagai negara seperti Singapura dan Malaysia hampir Rp75 triliun hingga Rp100 triliun. Itu karena orang kita kalau sakit sedikit kemudian berobat ke luar negeri. Jadi, devisa keluar banyak sekali, kenapa tidak dihabiskan di negeri sendiri? ini industri yang besar sekali, karena multiplier effectnya juga sangat luar biasa," jelas Raden.

Sama halnya dengan induatri obat-obatan dan alat kesehatan. Karena pandemi ini, masyarakat dirasa akan mengubah pola konsumsinya pada obat dan alat kesehatan. Itu dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.

Baca juga : Hadapi Tatanan New Normal, Penyuluh dan Petani Genjot Produksi

Menurutnya, besar kemungkinan pola konsumsi rumah tangga akan banyak belanja pada barang kesehatan seperti hand sanitizer, disinfektan dan masker pada kenormalan baru. Perubahan pola konsumsi tersebut juga berlaku di semua negara. Oleh karenanya pengembangan industri barang kesehatan amat perlu agar dapat bersaing di pasar ekspor.

"Jadi itu akan bagus kalau dikembangkan untuk menjadi andalan ekspor kita karena kebutuhannya besar. Ini harus dilakukan sekarang, tidak boleh tahun depan, nanti kita akan lupa, nanti ada pandemi lagi kita menyesal lagi. Ini contoh inidustri yang menadi andalan kita ke depan," ujar Raden.

Sedangkan digitalisasi industri, imbuh Raden, dapat tumbuh karena nantinya akan dimanfaatkan oleh industri lainnya di era kenormalan baru.

Namun di lain sisi, dari beberapa industri yang dapat tumbuh pesat di kenormalan baru, ada beberapa industri yang menurut Raden masih akan terdampak. Sektor kepariwisataan akan menjadi yang paling lambat pemulihannya.

"Jelas sekali the loser-nya yang berkaitan dengan hospitality, airlines, perhotelan ini butuh waktu yang lebih pannjang, mungkin satu atau dua tahun, karena membutuhkan waktu untuk memulihkan kembali kepercayaan di sini," pungkas Raden. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya