Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PEMERINTAH telah merancang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka mengembalikan kondisi perekonomian yang terpukul karena pandemi covid-19 secara bertahap. Berbagai sektor perekonomian yang jatuh cukup dalam pada periode Maret dan April 2020 diharapkan dapat mulai membaik pada Juni 2020.
Perbaikan kondisi itu didasari dengan pembukaan aktivitas manusia dan ekonomi secara bertahap pada era kenormalan baru (new normal) yang dicanangkan pemerintah.
Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menyebutkan, PEN yang menjadi bagian dari exit strategy setidaknya menargetkan kondisi perekonomian dapat kembali seperti sebelum covid-19 mewabah di Indonesia.
"Targetnya adalah kembali ke pre-covid dulu, diharapkan V shape atau U shape, jangan sampai L shape, digunakan APBN melalui jaring pengaman kesehatan, jaring pengaman sosial, jaring pengaman sektor riil ke dunia usaha, BUMN, UMKM, fasilitas pajak dan pemberian ke pemda. Ini yang diharapkan jadi pemicu untuk kita tumbuh ke depan," ujar Raden dalam diskusi Ngopi Teko bertema Perspektif Pemulihan Ekonomi dan Kenormalan Baru, Selasa (9/6)
Setidaknya dalam masa kenormalan baru, ada beberapa industri yang dapat diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Meski diakui pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan tertekan, setidaknya beberapa industri tersebut mampu meminimalisasi tekanan tersebut.
Baca juga : Daya Beli Masyarakat Turun, Menhub: Tidak Ada Kenaikan Tarif
Industri yang dimaksud yakni industri pertanian, industri manufaktur, industri kesehatan, industri obat-obatan dan alat kesehatan serta industri digital. Pada industri pertanian, Raden mencontohkan, industri kelapa sawit akan menjadi sektor yang dapat bergerak cepat di era new normal.
Itu dikarenakan sistem kerja pekebunan sawit yang sejatinya selaras dengan prinsip protokol kesehatan dalam masa pandemi covid-19.
"Jarak mereka (di kebun) kan berjauhan, tidak masalah, jadi itu tetap akan jadi andalan kita. Problemnya memang permintaan yang turun," terang Raden.
Pun demikian dengan industri manufaktur, pertumbuhannya dirasa akan menjadi yang paling cepat di era new normal. Namun rendahnya permintaan tetap menjadi persoalan bagi industri tersebut.
"Untuk kembali benar-benar menjadi normal memang membutuhkan waktu," sambung Raden.
Ia mengatakan, industri kesehatan juga akan mengalami pertumbuhan yang baik dalam kenormalan baru. Sebab, di tengah pandemi, industri ini tetap berputar dan justru bekerja lebih dari biasanya.
Hal itu perlu pula dijadikan pemerintah sebagai pertimbangan untuk menjadikan industri kesehatan sebagai sektor prioritas dalam jangka panjang. Tidak saja merujuk pada kondisi pandemi, Raden mengungkapkan, devisa dalam negeri acap kali beranjak keluar dalam jumlah besar di bidang kesehatan.
"Tiap tahun devisa yang keluar ke berbagai negara seperti Singapura dan Malaysia hampir Rp75 triliun hingga Rp100 triliun. Itu karena orang kita kalau sakit sedikit kemudian berobat ke luar negeri. Jadi, devisa keluar banyak sekali, kenapa tidak dihabiskan di negeri sendiri? ini industri yang besar sekali, karena multiplier effectnya juga sangat luar biasa," jelas Raden.
Sama halnya dengan induatri obat-obatan dan alat kesehatan. Karena pandemi ini, masyarakat dirasa akan mengubah pola konsumsinya pada obat dan alat kesehatan. Itu dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Baca juga : Hadapi Tatanan New Normal, Penyuluh dan Petani Genjot Produksi
Menurutnya, besar kemungkinan pola konsumsi rumah tangga akan banyak belanja pada barang kesehatan seperti hand sanitizer, disinfektan dan masker pada kenormalan baru. Perubahan pola konsumsi tersebut juga berlaku di semua negara. Oleh karenanya pengembangan industri barang kesehatan amat perlu agar dapat bersaing di pasar ekspor.
"Jadi itu akan bagus kalau dikembangkan untuk menjadi andalan ekspor kita karena kebutuhannya besar. Ini harus dilakukan sekarang, tidak boleh tahun depan, nanti kita akan lupa, nanti ada pandemi lagi kita menyesal lagi. Ini contoh inidustri yang menadi andalan kita ke depan," ujar Raden.
Sedangkan digitalisasi industri, imbuh Raden, dapat tumbuh karena nantinya akan dimanfaatkan oleh industri lainnya di era kenormalan baru.
Namun di lain sisi, dari beberapa industri yang dapat tumbuh pesat di kenormalan baru, ada beberapa industri yang menurut Raden masih akan terdampak. Sektor kepariwisataan akan menjadi yang paling lambat pemulihannya.
"Jelas sekali the loser-nya yang berkaitan dengan hospitality, airlines, perhotelan ini butuh waktu yang lebih pannjang, mungkin satu atau dua tahun, karena membutuhkan waktu untuk memulihkan kembali kepercayaan di sini," pungkas Raden. (OL-7)
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
advokat yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum Anti Premanisme (Tumpas) melakukan audiensi dengan Polri
JAGA Pemilu khawatir pelanggaran dalam pemilihan umum (pemilu) menjadi kebiasaan yang diwajarkan alis ‘new normal’di masa depan.
Konsekuensi daerah yang telah ditetapkan berada di level 1 berarti kegiatan masyarakat bisa dikatakan dapat beroperasi normal dengan kapasitas maksimal 100% di berbagai sektor.
Rumah mengangkat konsep Tropical Modern ramah lingkungan dan didesain untuk menjawab kebutuhan hunian di era new normal.
Peningkatan pendapatan omzet tersebut mencapai Rp20 juta, dari sebelumnya hanya Rp3 juta per dua pekan akibat adanya pemeriksaan covid-19 di perbatasan.
Anies Baswedan mengemukakan tidak menutup kemungkinan akan menutup tempat usaha maupun wisata apabila saat dibuka kembali ditemukan pengunjung atau orang yang terpapar covid-19.
Kepatuhan dan kesadaran diri sendkri untuk selalu taat pada protokol kesehatan jadi kunci untuk menurunkan kasus penularan Covid-19 di Ibu kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved