Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Inflasi pada Mei 2020 bisa berada pada pada posisi rendah di angka 0,07% karena berbagai faktor. Beberapa di antaranya yaitu kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi permintaan pangan untuk Hari Raya Lebaran. Di saat yang sama juga ada dampak dari pandemi virus korona (Covid-19) menyebabkan penurunan permintaan. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto.
“Pemerintah sudah bersiap siap jauh jauh hari sehingga pasokan pangan pada Mei ini relatif terjaga,” ucap Kecuk dalam Konferensi Pers secara virtual pada Selasa (2/6).
Ia menuturkan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga turut memengaruhi aktifitas ekonomi termasuk permintaan akan barang. PSBB memengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Sehingga aktivitas belanja masyarakat ikut menurun.
Baca Juga: Meski Bertepatan Ramadan, Inflasi Mei Diprediksi Rendah
“Ini yang menyebabkan banyak terjadi penruna permintaan pada bulan Mei di satu sisi dari sisi supply banyak terjadi perlambatan produksi karena PSBB ahan baku dan memlemahnya permintaan,” ucap Kecuk.
Sebagai perbandingan dengan pergerakan inflasi bulanan tahun 2019, inflasi pada Mei 2020 sebear 0,07% ini termasuk dalam posisi rendah di mana pada Mei 2020 ada perayaan Hari Raya Lebaran. Di mana pada tahun 2019 saat Idul Fitri di bulan Juni terjadi inflasi sebesar 0,55%.
“Kita semua menyadari situasi tidak biasa karena Covid-19 sehingga terjadi ketidapastian dan banyak kejadian. Ini yang menyebabkan pola inflasi pada Ramadan sangat tidak biasa,” ucap Kecuk.
Hal ini berbeda jauh dari tahun tahun sebelumnya di mana terjadi lonjakan inflasi pada bulan Ramadan dan Hari Raya Lebaran. Rendahnya angka inflasi pada bulan Mei juga memengaruhi inflasi secara tahunan.
Baca Juga: Sidak ke Pasar Senen, Mentan dan Mendag Pantau Harga Pangan
“Inflasi tahunan juga sangat rendah yaitu hanya 2,19%. Bandingkan dengan inflasi saat Idul Fitri tahun lalu yang jatuh di bulan Juni dengan inflasi sebesar 3,28%,” ucapnya.
Rendahnya inflasi juga dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman,dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,32%. Serta memberikan andil deflasi sebesar 0,08%. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu cabai merah sumbangan ke deflasi sebesar 0,07% karena mengalami penurunan harga.
“Komoditas telur ayam ras berperan ke deflasi sebesar 0,06%, bawang putih andil deflasi 0,05% cabai rawit 0,03%,” ucapnya.
Sementara beberapa bahan makanan yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah, daging ayam ras, dan ikan segar. Daging sapi dan rokok kretek filter masing masing mengalami inflasi sebesar 0,01%. “Karena kebutuhan Idul Fitri masyarakat membutuhkan banyak daging ayam ras sehingga terjadi kenaikan harga dengan andil inflasi 0,03%,” ucap Kecuk. (OL-10)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pembangunan yang baik harus didukung data akurat, lengkap, detail dan terkini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved