Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PERDAGANGAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali dimulai pada Selasa (26/5) besok.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menilai pergerakan IHSG memiliki kecenderungan melemah. Namun, berpotensi rebound pada akhir pekan. Hal itu terlihat dari sebagian besar sentimen pasar dan relatif negatif di tengah terkoreksinya pasar saham global.
"Pertama, soal rencana undang-undang keamanan nasional baru Tiongkok yang membuat Beijing punya kontrol yang lebih besar dari Hong Kong. Rancangan aturan ini ditentang Amerika Serikat (AS) dan berpotensi menimbulkan perang dingin antar kedua negara,” ujar Hans saat dihubungi, Senin (25/5).
Baca juga: Pelemahan Bursa Saham Global Tekan Pergerakan IHSG
Lebih lanjut, sentimen kedua berkaitan dengan tuduhan Presiden AS, Donald Trump, terhadap ketidakmampuan Tiongkok dalam mengatasi covid-19, yang menyebar ke seluruh dunia. Sentimen ketiga menyoal rancangan aturan yang disetujui Senat AS terkait peningkatan pengawasan terhadap perusahaan Tiongkok.
"Ini adalah sentimen negatif di pasar keuangan dan kemunduran dalam perkembangan pasar modal dunia, khususnya AS," imbuh Hans.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat, Saham Perbankan Berkontribusi
Sementara itu, sentimen positif kali ini berkutat pada pelongaran bertahap lockdown oleh sebagian negara bagian AS dan sejumlah negara lainnya. Kendati demikian, Hans menilai kekawatiran gelombang kedua pandemi covid-19 juga menjadi perhatian pasar.
"Sejauh ini tidak ditemukan tanda-tanda gelombang kedua covid-19," pungkasnya. Selain itu, sentimen lainnya juga berkaitan dengan angka pengangguran AS yang masih tinggi, walau sudah ada tren penurunan.
"Tetapi, yang dikhawatirkan adalah setelah pelongaran lockdown ternyata tidak terjadi penciptaan lapangan kerja, seperti yang diharapkan," tandasnya.(OL-11)
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved