Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BANK Indonesia (BI) mencatat penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan penguatan ini juga dipengaruhi terjaganya kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
"Setelah menguat pada April, rupiah kembali mengalami apresiasi pada Mei. Sampai 18 Mei, rupiah menguat 5,1% secara rerata dan 0,17% secara point to point dibandingkan dengan level akhir April," ungkap Perry dalam telekonferensi, Selasa (19/5).
Baca juga: BI Tetap Pertahankan Suku Bunga Acuan
Lebih lanjut, dia mengatakan nilai tukar rupiah masih mengalami depresiasi sekitar 6,52% dibandingkan level akhir 2019. Kondisi itu merupakan dampak depresiasi mendalam pada Maret tahun ini.
Penguatan rupiah didorong aliran modal masuk dan besarnya pasokan valuta asing dari pelaku domestik. Bank Sentral memandang level nilai tukar rupiah secara fundamental tercatat undervalued belakangan ini. Sehingga, berpotensi terus menguat dan mendukung pemulihan ekonomi domestik.
"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, BI terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar. Serta, ketersediaan likuiditas di pasar uang dan pasar valas," imbuh Perry.
Baca juga: Antisipasi Covid-19, BI Keluarkan 5 Kebijakan Penguatan Rupiah
Dia juga memaparkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April meningkat jadi US$ 127,9 miliar. Itu setara pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai posisi cadangan devisa lebih dari cukup untuk kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Berikut, kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Bank Sentral memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) tahun ini menurun di bawah 2,0% dari PDB. Proyeksi itu turun dari prediksi sebelumnya, yakni 2,5%-3,0% dari PDB.(OL-11)
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved