Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Sulit Bangkit, IHSG Masih Lanjutkan Pelemahan

Despian Nurhidayat
21/4/2020 10:29
Sulit Bangkit, IHSG Masih Lanjutkan Pelemahan
Seorang karyawan memantau papan pergerakan saham di Gedung BEI Jakarta.(MI/Adam Dwi)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (21/4) ini melanjutkan koreksi yang cukup dalam dan bertahan di zona merah setelah sempat babak belur.

Dari hasil pantauan pada pukul 09.03 WIB, IHSG turun 1,02% atau 46,6 poin ke posisi 4.529,3. Diketahui, penutupan perdagangan IHSG pada Senin (20/4) kemarin berada di zona merah, dengan penurunan 1,09% atau 50,05 poin ke posisi 4.583,4.

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan bahwa pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini memang cenderung turun. "Adanya pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke area support terdekat," tutur Nafan dalam riset hariannya, Selasa (21/4).

Baca juga: Tekan Penyebaran Covid-19, BI Gencarkan Penggunaan Nontunai

Berdasarkan analisis teknikal, Nafan memprediksi area support pertama dan kedua IHSG berada di level 4.443 dan 4.318. Sementara, area resistance pertama maupun kedua berada di level 4.747 dan 4.975.

Sentimen pasar dari dalam negeri saat ini mengarah pada prediksi Dana Moneter Internasional (IMF), yang menyatakan ekonomi Indonesia berpotensi mengalami resesi atau tumbuh negatif 0,5%. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 masih relatif tinggi, namun pada kuartal II 2020 dihadapkan pada tantangan besar.

Riset Valbury Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG akan mendapat ganjalan dari sentimen pasar eksternal. Namun, IHSG masih memiliki potensi kenaikan lantaran beberapa hal.

Baca juga: Ketidakpastian Covid-19 Membuat IHSG Fluktuatif

"Prediksi pasar, stabilitas rupiah dan musim laporan keuangan menjadi sentimen bagi pasar saham di BEI dan dapat menjadi katalis positif bagi IHSG. Walaupun, sentimen pasar eksternal dibayangi penurunan harga minyak, hal ini dapat menjadi ganjalan laju IHSG," bunyi riset Valbury Sekuritas.

Di lain sisi, sentimen pasar luar negeri kali ini menyoroti dampak pandemi covid-19 yang menyebabkan kerugian besar bagi ekonomi global. Bahkan, sekitar setengah miliar warga dunia diprediksi jatuh ke jurang kemiskinan.

Dalam laporan terbaru Oxfam, terdapat sejumlah skenario yang mempertimbangkan berbagai garis kemiskinan ekstrim berdasarkan data Bank Dunia. Salah satunya, hidup didefinisikan dengan US$ 1,90 per hari atau kurang, hingga garis kemiskinan yang lebih tinggi dengan penghasilan kurang dari US$ 5,50 per hari. Jika pendapatan kontraksi sebesar 20%, populasi global yang hidup dalam kemiskinan ekstrem akan meningkat jadi 1,2 miliar orang.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya