Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

BTPN Syariah Dipimpin Dirut Baru Hadi Wibowo

M Ilham Ramadhan
16/4/2020 16:20
BTPN Syariah Dipimpin Dirut Baru Hadi Wibowo
Komisaris Utama/Independen BTPN Syariah Kemal Aziz Stamboel (kiri) berbincang dengan Hadi Wibowo, Direktur Utama BTPN Syariah yang baru.(Dok. BTPN Syariah)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT  BTPN Syariah Tbk menyetujui penunjukan Hadi Wibowo sebagai Direktur Utama menggantikan Ratih Rachmawaty yang telah habis masa tugasnya.

Selain Ratih Rachmawaty, Mulia Salim dan Taras Wibawa Siregar juga telah menyelesaikan masa tugasnya sebagai direktur perseroan.  RUPST  kemudian mengangkat Fachmy Achmad yang sebelumnya merupakan Finance and Investor Relation Head perseroan, dan Dwiyono Bayu Winantio yang sebelumnya adalah Distribution Head Area 2 perseroan, masing-masing sebagai Direktur.

"Bergantinya kepengurusan di Dewan Direksi dari seluruh internal perseroan menggambarkan bahwa BTPN Syariah memiliki banyak talenta terbaik untuk membawa perusahaan naik ke kelas berikutnya” ungkap Direktur Kepatuhan merangkap Corporate Secretary Perusahaan Arief Ismail dalam keterangan tertulisnya,. 

Adapun  susunan Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah BTPN tidak mengalami perubahan. 

RUPST juga menyetujui menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp347 miliar atau Rp45 per unit saham. Nilai dividen tunai itu setara 25% dari laba bersih tahun buku 2019.

"Perseroan juga mengalokasikan Rp20 miliar dari laba bersih sebagai cadangan umum sesuai dengan ketentuan UU perseroan terbatas," terang Arief. 

Sementara susunan Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah BTPN tidak mengalami perubahan. 

Tercatat, per 31 Desember 2019 total aset BTPN Syariah naik 27,8% menjadi Rp15,4 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp12,0 triliun. Demikian juga dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 24,1% menjadi Rp9,4 triliun dibanding posisi Desember 2018 sebesar Rp7,6 triliun.

Sedangkan laba bersih setelah pajak mencapai Rp1,4 miliar atau tumbuh sebesar 45%. Perseroan juga membukukan pembiayaan sebesar Rp9 triliun atau tumbuh 23,7% dibanding periode sebelumnya Rp7,3 triliun.

Pembiayaan yang tumbuh itu, kata Arief, diikuti dengan catatan kualitas pembiayaan yang baik. Itu terlihat dari tingkat Non Performing Financing (NPF) yang terjaga di posisi 1,36%.

"Peningkatan jumlah pembiayaan dengan kualitas yang sehat dan terjaga adalag bukti kuat dari seluruh stakeholder dalam mewujudkan niat baik mereka," pungkas Arief. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya