Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dengan Pola Korporasi, Gunung Kencana Lebak Panen Jagung Hibrida

Mediaindonesia.com
15/4/2020 10:46
Dengan Pola Korporasi, Gunung Kencana Lebak Panen Jagung Hibrida
Areal perkebunan jagung di Kabupaten Lebak, Banten.(Istimewa/Kementan)

PENGEMBANGAN jagung berbasis korporasi merupakan pola kerja sama atau kemitraan antar-stakeholder. Percepatan pengembangan kawasan melalui korporasi itu dilakukan dengan kegiatan percontohan salah satunya ada di Kabupaten Lebak, Banten atau tepatnya di Desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak.

Hasilnya, saat ini tengah berlangsung panen jagung dengan luasan panen di desa tersebut. Pada Maret dan April 2020, telah dilakukan panen jagung di area seluas sekitar 520 hektare (ha) dengan produksi mencapai 1.700 ton. Bahkan saat ini mulai membuka lagi lahan seluas 50 ha.

Setiap musim tanam wilayah ini mampu memproduksi di lahan seluas 1.000 hektare bahkan sekarang diperkirakan sudah semakin luas. Petani di wilayah Gunung Kencana sudah terbiasa sambil panen sekaligus tanam lagi mengingat masih turun hujan sebelum masuk bulan Mei 2020.

Wawan, Ketua LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), yang mengelola kegiatan tersebut mengatakan panen terus berlangsung dan  terus melakukan pengiriman ke Petir, Legok, Japfa dan Sukabumi. "Sudah ada 1.000 ton yang kita kirim ke pabrik pakan saat ini," akunya. 

Dengan panen raya, memang ada penurunan harga di Kabupaten Lebak, Banten, tetapi tidak menyurutkan para petani untuk meningkatkan produksi tanamannya. 

"Untuk kendala hampir tidak ada yang serius, paling harga dan itu bukan masalah besar, sama ulat grayak menjadi satu satunya hama yang sempat menggangu," ujar Wawan.

Adapun harga jagung saat ini dengan kadar air 15% masih cukup tinggi sekitar Rp 4.400 per kg untuk pabrik Japfa dan Rp 4.000 per kg untuk kalangan ternak ayam petelor.

Di sisi lain, dengan mempertimbangkan potensi lahan dan kelembagaan petani, kegiatan yang berbasis korporasu memang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan kelompok tani. Menurut Wawan, dengan kelembagaan ekonomi petani yang kuat untuk mengelola bisnis usaha tani secara berkelanjutan dan turut meningkatkan kualitas produksi.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebuanan Kabupaten Lebak Iman Nurzaman bersyukur atas panen di wilayah tersebut. 

"Alhamdulillah desa ini sudah panen dengan baik dan mudah-mudahan bisa terus di dorong dan di dukung oleh para petani di LMDH Giri Mukti ini agar kedepan nya pengembangan jagung disini bisa terus berjalan," kata Imam.

Saat ditanya dengan adanya pandemi Covid 19 ini, Iman menjelaskan kendala pembatasan dari perusahaaan perusahaan terkait dengan pengiriman benih jagung. "Namun kami tetap akan usahakan jalan keluar yang terbaik tanpa mengindahkan aturan pemerintah," tambah Iman.

"Kegiatan kami ini didukung dan dikawal penuh Kementerian Pertanian, mudah-mudahan di tahun 2020 ini tetap memberi bantuan ke kami terutama benih supaya petani  tetap menjaga semangatnya menanam jagung," jelas Iman.

Di tempat terpisah Agus Tauchid, Kepala Dinas Pertanian Banten, mengapresiasi apa yang dilakukan petani di Gunung Kencana. "Korporasi ini kan tujuannya kapasitas usaha makin besar dan ada nilainkeuntungan yang dibagi ke petani maupun untuk menambah modal, dan kami sudah membuka akses untuk ditampung ke perusahaan dan pabrik pakan ternak," sebutnya.

Agus menjelaskan bahwa pemerintah telah banyak membantu untuk sarana dan prasarananya juga. Tercatat ada fasilitasi dryer, UPPO, embung, alat angkut yang disediakan untuk pengembangan korporasi tersebut. "Keinginan kami program ini bisa menjadi proyek percontohan keberhasilan program pengembangan jagung di Indonesia," tuturnya.

Perlu diketahui pengembangan jagung berbasis koorporasi di Desa Bulakan, Lebak, Banten  ini dengan luas tanam jagung per musim mencapai 600 ha dan dilakukan di lahan perum perhutani. Masyarakat menanam jagung hibrida tumpangsari dengan kayu putih. 

Kegiatan ini mendapat Dukungan dan apresiasi dari semua pihak baik pemerintah Pusat , pemerintah Provinsi Banten dan pemerintah Daerah Kabupaten.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan kawasan perbenihan jagung hibrida berbasis korporasi petani. Sesuai arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi bahwa kegiatan korporasi ini bertujuan untuk memberdayakan petani supaya memiliki daya tawar yang tinggi.

"Korporasi ini dilakukan secara integrated farming dan zero waste, dengan dikelola oleh manajemen yang solid maka akan memberi nilai tambah ke petani," ujar Suwandi.

Selain menyediakan benih secara mandiri, program ini juga untuk mengimplementasin arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern serta perkembangan program dapat terlaksana dengan baik. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya