Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

ADB: Melambat Akibat Covid-19, Ekonomi Indonesia mulai Pulih 2021

Dwi Tupani
03/4/2020 09:58
ADB: Melambat Akibat Covid-19, Ekonomi Indonesia mulai Pulih 2021
RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/4). Ekonomi Indonesia diperkirakan hanya tumbuh 2,3% atau bahkan -0,4%.(MI/RAMDANI)

PEREKONOMIAN Indonesia diperkirakan tumbuh 2,5% pada tahun 2020 di tengah pandemi penyakit virus korona yang baru (covid-19), turun dari 5,0% pada 2019. 

Demikian menurut laporan Asian Development Bank (ADB) yang dirilis hari ini, Jumat (3/4).

“Meski Indonesia memiliki landasan makroekonomi yang kuat, wabah covid-19 yang tengah berlangsung telah mengubah arah perekonomian negara ini, dengan memburuknya kondisi lingkungan eksternal dan melemahnya permintaan dalam negeri,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein. 

“Jika tindakan tegas dapat diterapkan secara efektif untuk menanggulangi dampak kesehatan dan ekonomi wabah tersebut, khususnya guna melindungi kelompok miskin dan rentan, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat kembali secara bertahap ke jalur pertumbuhannya tahun depan.”

Menurut Asian Development Outlook (ADO) 2020, pandemi covid-19 bersamaan dengan penurunan harga komoditas dan gejolak pasar keuangan, akan berimplikasi buruk bagi perekonomian dunia dan Indonesia tahun ini, terlebih dengan memburuknya perekonomian sejumlah mitra dagang utama Indonesia. 

"Permintaan dalam negeri diperkirakan akan melemah seiring dengan menurunnya sentimen bisnis dan konsumen. Namun, sejalan dengan pulihnya perekonomian dunia tahun depan, pertumbuhan Indonesia diperkirakan akan memperoleh momentum, dibantu dengan reformasi di bidang investasi yang dikeluarkan baru-baru ini," tambahnya.

Inflasi yang mencapai rata-rata 2,8% tahun lalu, diperkirakan akan naik tipis ke 3,0% pada tahun 2020, sebelum turun lagi ke 2,8% pada tahun 2021. Tekanan inflasi dari ketatnya pasokan pangan dan depresiasi mata uang diperkirakan akan dapat diimbangi sebagian oleh penurunan harga bahan bakar non-subsidi, serta subsidi tambahan untuk listrik dan pangan. 

Sementara itu, pendapatan ekspor dari pariwisata dan komoditas diperkirakan akan menurun, sehingga menyebabkan defisit transaksi berjalan mencapai 2,9% dari produk domestik bruto pada tahun 2020. Seiring pulihnya taraf ekspor dan investasi pada 2021, volume barang modal impor yang lebih besar akan menyebabkan defisit transaksi berjalan tetap sama seperti pada 2020.

Baca juga: Alokasi Stimulus Diapresiasi

Pemerintah dan otoritas keuangan telah meluncurkan berbagai langkah fiskal dan moneter yang terkoordinasi dan terarah untuk memitigasi dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian dan mata pencaharian masyarakat. Hal tersebut termasuk distribusi bantuan langsung tunai bagi kelompok miskin dan rentan, serta pemotongan pajak dan kelonggaran pembayaran pinjaman bagi pekerja dan dunia usaha.

Secara eksternal, risiko terhadap proyeksi perekonomian Indonesia ini adalah wabah covid-19 yang berkepanjangan, penurunan harga komoditas lebih lanjut, serta meningkatnya gejolak pasar keuangan. 

"Dari dalam negeri, proyeksi ini bergantung pada seberapa cepat dan efektif penyebaran wabah dapat ditanggulangi. Keterbatasan sistem kesehatan dan kesulitan dalam menerapkan pembatasan sosial dapat memperburuk dampak pandemi terhadap ekonomi," pungkasnya.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik. (RO/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya