Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Bank Indonesia (BI) mulai menggelar Rapat Dewan Gubernur hari ini. Rapat yang digelar hingga besok itu akan mengambil keputusan tentang respon bank sentral menghadapi situasi perekonomian terkini.
Salah satu hasil putusan yang dinanti adalah mengenai besaran suku bunga acuan BI atau BI7DRRR. Nilai tukar rupiah pun telah bergerak menguat seiring dengan ekspektasi bahwa BI akan mengambil putusan yang dapat memperkuat perekonomian Indonesia. Rupiah menguat 23 poin atau 0,17% ke level Rp13.646 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.669 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto memperkirakan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRRR) di level 5%. Demikian pula dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility
"Pertimbangan dari faktor eksternal adalah ada kecenderungan bank-bank sentral (termasuk Fed) menahan suku bunga acuannya lantaran target pertumbuhan ekonomi dan laju inflasinya yg masih sesuai yang ditargetkan," ujar Ryan di Jakarta,Rabu (22/1)
Sepertinya, lanjut Ryan, bank-bank sentral menunggu keputusan Fed dan mengikuti arah The Fed yang cenderung menahan diri untuk tidak menurunkan Fed Fund Rate karena perekonomian AS masih tumbuh kuat berkisar 2% dgn inflasi 1,8% atau mendekati target sebesar 2%.
Kesepakatan trade war tahap satu, tekanan Brexit yg menurun serta risiko geopolitik yang juga mereda, memberikan pijakan bagi bank-bank sentral untuk tidak mengubah stance suku bunga acuannya.
Pertumbuhan Simpanan Di Bawah Rp500 Juta Melambat
Adapun pertimbangan dari faktor domestik adalah arah perkembangan ekonomi domestik masih on the right track. Ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,04% (angka sementara 2019) dengan outlook 5,1-5,3% pada 2020; inflasi terjaga baik di level 2,72% (2019) dan berkisar 3% (proyeksi 2020).
"Persepsi investor asing masih optimis dengan outlook perekonomian yang tumbuh stabil di kisaran 5% di saat sejumlah negara mengalami koreksi ke bawah," tandasnya.
Meskipun demikian, tetap masih ada ruang bagi BI untuk kemungkinan menurunkan bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75% di pertemuan RDG BI di bulan-bulan berikutnya.
Kebijakan makroprudensial yang direlaksasi akan mampu menstimulasi permintaan kredit baik dari sisi supply maupun demand. (Ant/E-1)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved