Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SAHAM PT Bank J Trust Indonesia Tbk (kode saham: BCIC) dipastikan kembali aktif pada transaksi mulai Rabu (8/1). Hal itu setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut penghentian sementara (open suspend) perdagangan saham perseroan.
Manajemen PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (J Trust Bank) pun berterima kasih dan mengapresiasi keputusan BEI setelah perseroan mengajukan permintaan open suspend pada akhir tahun lalu. Hal itu merupakan komitmen manajemen dan pemegang saham pengendali, J Trust Co Ltd dalam memenuhi dan mematuhi aturan yang berlaku.
Menurut Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai, setelah dibukanya kembali perdagangan saham J Trust Bank (BCIC), investor publik/masyarakat berkesempatan berinvestasi pada saham BCIC sehingga dapat bertumbuh dan berkembang bersama perseroan.
“Dengan kembali aktif di pasar modal Indonesia, kami berharap bisa meningkatkan likuiditas saham perseroan di bursa. Aksi korporasi ini juga guna memenuhi peraturan BEI. Selain itu, open suspend saham perseroan memberikan berbagai opsi aksi korporasi yang dapat dilakukan untuk mendukung pertumbuhan perseroan," ujar Fukadai.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan Kantor Jasa Penilai Publik Kusnanto & Rekan terhadap 100,00% saham J Trust Bank, nilai pasar wajar perseroan sebesar Rp4,51 triliun. Dengan demikian, harga saham wajar perseroan pascaopen suspend adalah sebesar Rp450 per saham.
Seperti diberitakan sebelumnya, perdagangan saham perseroan berkode BCIC itu telah dihentikan BEI sejak 21 November 2008 silam. Saat itu perusahaan masih bernama PT Bank Century Tbk dan selanjutnya diambil alih pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Setelah melalui proses penyehatan, LPS mengganti nama Bank Century menjadi Bank Mutiara dan menjual perusahaan melalui proses tender terbuka kepada J Trust Co.,Ltd pada 2014.
Tahun ini, perseroan berencana meningkatkan ekspansi kredit dan target perolehan dana pihak ketiga tumbuh di atas 25%. Manajemen optimistis tahun ini perseroan mampu mencetak kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya. (Ant/A-2)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved