Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
PERUM Bulog baru bisa menyalurkan beras untuk program Bantuan Pangan Non-Tunai sebesar 30 ribu ton sepanjang September 2019. Padahal, perseroan menargetkan, pada periode September-Desember, beras yang bisa tersalur mencapai 700 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan masih minimnya realisasi penyaluran beras untuk BPNT disebabkan oleh adanya para mafia pangan yang merusak tata niaga program pemerintah itu sendiri. Mereka kerap memfitnah perseroan dengan mencurangi beras yang diproduksi Bulog.
Buwas mengaku telah mendapati adanya karung-karung kemasan beras milik Bulog yang diperjualbelikan secara ilegal.
"Karung-karung itu kemudian diisi beras yang bukan milik Bulog. Diisi beras yang jelek. Jadi memfitnah Bulog. Orang jadi berpikiran beras Bulog jelek," ujar Buwas di kantornya, Jakarta, Senin (23/9).
Baca juga: Bulog Minta KPK Bantu Berantas Mafia
Ia menduga ada oknum yang sengaja menjalankan modus penjualan karung beras Bulog sekaligus pengoplosan untuk mengelabui masyarakat penerima bantuan. Tujuannya agar mereka tidak menggunakan beras yang diproduksi perseroan. Bahkan, menurut hasil pemantauan di lapangan, ada 32 kasus yang tersebar di berbagai daerah yang menggunakan modus tersebut.
"Ini terjadi di semua daerah di seluruh Indonesia karena di tiap-tiap tempat pasti ada pemainnya," tutur dia.
Untuk menangani kasus-kasus tersebut, Bulog akan terus bersinergi dengan Satgas Pangan untuk mendalami dan membongkar para penjahat pangan yang merugikan masyarakat dan negara.
Ke depannya, untuk mencegah pengelabuan terhadap produk beras Bulog, perseroan akan menyalurkan beras dengan kemasan khusus dengan teknologi vakum sehingga akan sulit untuk diimitasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. (A-4)
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani menyatakan bahwa Harga Eceran Tertinggi untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tidak akan mengalami kenaikan.
Produk paling diburu warga adalah beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Komoditas ini dijual Rp58 ribu per 5 kilogram, lebih murah dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp65.500.
Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) menargetkan pendapatan dari pemanfaatan aset untuk pengembangan bisnis mencapai Rp100 miliar pada 2025.
ANGGOTA Komisi IV DPR RI, Ananda Tohpati, meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera mengatasi kenaikan harga beras agar tidak menyusahkan masyarakat.
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa sejauh ini Bulog telah melakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui berbagai skema.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Narasi tandingan tentang nasionalisme dan kebhinekaan masih disajikan secara monoton. “Anak-anak tidak bisa menerima narasi kebangsaan yang membosankan
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Eddy Hartono mengunjungi dan berdialog dengan masyarakat di 4 titik Desa Siap Siaga Kecamatan Jamblang.
BNPT bersama FKPT Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Gelar Budaya bertajuk Suara Damai Nusantara (SUDARA) guna memperkuat ketahanan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA/sederajat
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
Pemerintah Indonesia akan meningkatkan perlindungan untuk kepulangan jamaah haji.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved