Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Dijahati Mafia, Penyaluran Beras BNPT Bulog hanya 30 Ribu Ton

Andhika Prasetyo
23/9/2019 16:05
Dijahati Mafia, Penyaluran Beras BNPT Bulog hanya 30 Ribu Ton
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso(MI/RAMDANI)

PERUM Bulog baru bisa menyalurkan beras untuk program Bantuan Pangan Non-Tunai sebesar 30 ribu ton sepanjang September 2019. Padahal, perseroan menargetkan, pada periode September-Desember, beras yang bisa tersalur mencapai 700 ribu ton.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan masih minimnya realisasi penyaluran beras untuk BPNT disebabkan oleh adanya para mafia pangan yang merusak tata niaga program pemerintah itu sendiri. Mereka kerap memfitnah perseroan dengan mencurangi beras yang diproduksi Bulog.

Buwas mengaku telah mendapati adanya karung-karung kemasan beras milik Bulog yang diperjualbelikan secara ilegal.

"Karung-karung itu kemudian diisi beras yang bukan milik Bulog. Diisi beras yang jelek. Jadi memfitnah Bulog. Orang jadi berpikiran beras Bulog jelek," ujar Buwas di kantornya, Jakarta, Senin (23/9).

Baca juga: Bulog Minta KPK Bantu Berantas Mafia

Ia menduga ada oknum yang sengaja menjalankan modus penjualan karung beras Bulog sekaligus pengoplosan untuk mengelabui masyarakat penerima bantuan. Tujuannya agar mereka tidak menggunakan beras yang diproduksi perseroan. Bahkan, menurut hasil pemantauan di lapangan, ada 32 kasus yang tersebar di berbagai daerah yang menggunakan modus tersebut.

"Ini terjadi di semua daerah di seluruh Indonesia karena di tiap-tiap tempat pasti ada pemainnya," tutur dia.

Untuk menangani kasus-kasus tersebut, Bulog akan terus bersinergi dengan Satgas Pangan untuk mendalami dan membongkar para penjahat pangan yang merugikan masyarakat dan negara.

Ke depannya, untuk mencegah pengelabuan terhadap produk beras Bulog, perseroan akan menyalurkan beras dengan kemasan khusus dengan teknologi vakum sehingga akan sulit untuk diimitasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya