Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Ekspor Sawit Terganggu Perang Dagang

Andhika Prasetyo
17/9/2019 16:32
Ekspor Sawit Terganggu Perang Dagang
kelapa sawit(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, pada Juli, ekspor produk minyak sawit sebesar 2,91 juta ton, tumbuh 16% dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 2,52 juta ton.

Peningkatan pembelian terbesar dibukukan Bangladesh dengan kenaikan hingga 264%. Diikuti India dengan lonjakan 77%.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengungkapkan seharusnya pertumbuhan ekspor bisa tumbuh lebih besar.

"Tapi perang dagang yang terus terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok mengganggu pasar minyak nabati dunia," ujar Mukti melalui keterangan resmi, Selasa (17/9).

Baca juga: Kinerja Ekspor Sawit dan Produk Turunannya Cukup Memuaskan

Sebagaimana diketahui, AS juga merupakan produsen minyak nabati yang bersumber dari kedelai. Karena akses produk itu ke pasar Tiongkok tertutup rapat, akhirnya Negeri Paman Sam menyebar produknya ke berbagai negara lain dengan harga yang rendah.

Akhirnya, banyak negara yang membagi pembelian antara minyak nabati sawit dan kedelai. Minyak nabati asal sawit pun harus menurunkan harga agar dapat bersaing dengan minyak kedelai AS.

Sedianya, minyak sawit Indonesia juga cukup banyak menggantikan minyak kedelai AS di Tiongkok.

Pada Juli, penjualan produk sawit ke Tiongkok mampu tumbuh hingga 50%. Namun, menurut Mukti, Indonesia tidak boleh terlalu menggantungkan diri kepada pasar global.

Penggunaan dalam negeri baik untuk keperluan pangan ataupun biodiesel tetap harus didorong agar serapan semakin besar.

"Indonesia perlu segera merumuskan mekanisme yang memungkinkan pengaturan stok ke pasar dunia. Dengan begitu, kita yang nantinya akan menentukan harga," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya