OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mencatat masih minimnya penyaluran kredit mikro melalui jasa Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Agen Laku Pandai, yang tak lain adalah agen perbankan di tengah masyarakat, saat ini lebih banyak melayani permintaan nonkredit seperti tabungan, transfer dana, hingga pembelian token listrik.
"Kredit yang disalurkan oleh agen belum menggembirakan baru tersalurkan Rp49,07miliar," kata Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Mohammad Miftah dalam Pelatihan dan Gathering Media Massa di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (26/7) malam.
Baca juga: Pengamat Dorong Ganti Direksi untuk Perbaiki Kondisi Garuda
Dalam catatannya, hingga triwulan II 2019, nilai penyaluran kredit mikro baru mencapai Rp49,07 miliar sejak program Laku Pandai diinisiasi OJK pada 2015. Jumlah bank yang menyalurkan kredit mikro pun masih sedikit, hanya tiga bank, yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan Bank Negara Indonesia (BNI), dari 30 bank yang telah menjadi penyelenggara Laku Pandai.
Jumlah nasabah peminjam kredit pun belum banyak, baru 3.611 nasabah, dalam empat tahun ini. Secara rinci, BRI menyalurkan kredit mikro sebesar Rp32,12 miliar kepada 2.799 nasabah, BTPN sebesar Rp0,01 miliar kepada 12 nasabah, dan BNI sebesar Rp16,94 miliar kepada 800 nasabah.
“Meski kurang menggembirakan, situasi seperti ini masih bisa dimaklumi mengingat bank harus tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam memberi kredit. Misalnya saja, bank masih harus menilai calon peminjam yang direferensikan agen Laku Pandai,” kata Miftah.
Alhasil, agen Laku Pandai yang ada di tengah masyarakat saat ini lebih fokus pada pembukaan rekening tabungan ( Basic Saving Account/BSA) dan transaksi perbankan lainnya. (OL-8)