Lestarikan Ulos, BI Rangkul UMKM Penenun Medan

Heryadi
20/7/2019 19:20
Lestarikan Ulos, BI Rangkul UMKM Penenun Medan
Suasana workshop Galeri Ulos Sianipar Medan, Sumatra Utara.(MI/Heryadi)

BANK Indonesia melalui unit mikro menengah dan kecil (UMKM) binaannya memberdayakan kaum ibu, pengangguran dan anak putus sekolah melalui pelatihan menenun. Pelatihan itu juga punya tujuan besar yakni mencegah punahnya para penenun kain tradisional Batak, ulos.

"Bank Indonesia memberikan bantuan dalam bentuk alat tenun dan pelatihan," kata Robert Sianipar, pemilik Ulos Gallery Sianipar, di galerinya di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (19/7).

Robert mengatakan galerinya mempekerjakan 180 karyawan. Mereka ialah para ibu rumah tangga, remaja putus sekolah dan pengangguran yang kemudian direkrut dan dilatih untuk menenun ulos. Para karyawan tersebut direkrut dari warga sekitar.

Selain itu, galeri milik Robert juga menjadi sentra bagi 50 UMKM ulos lainnya yang berada di sekitar Sumut. Kerja sama tersebut kata Robert diharapkan dapat penambahan penghasilan bagi para penenun sekaligus melestarikan penenun yang mulai jarang diminati kaum muda.

Pembeli ulos galeri selain dari pasar domestik juga dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara-negara Eropa. Galeri Robert saat ini memiliki omzet penjualan sekitar Rp1,5 miliar per bulan.

Peran UMKM sendiri dalam mengurangi jumlah pengangguran sangat penting. Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Dodi Budi Waluyo mengatakan UMKM berperan penting untuk mencegah perlambatan ekonomi dan mengatasi peangangguran.

"Sektor UMKM berperan penting mengatasi perlambatan ekonomi karena dapat merekrut pekerja," ujarnya, Jumat (18/7) .

Dia mencontohkan UMKM binaan BI bisa merekrut ratusan pekerja sehingga visa menggerakkan pererkonomian setempat.

Assisten Manajer Fungsi UMKM BI Medan Fika Habbina mengatakan ulos galeri Sianipar telah menjadi binaan BI Medan sejak 2011 dengan tujuan untuk memberdayakan penenun lokal. Dengan menggandeng galeri milik Robert, BI juga mulai merevitalisasi para penenun guna mencegah punahnya penenun.

Selain melatih warga untuk belajar menenun, BI juga menyediakan alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk menggantikan meain tenun tradisional atau gundokan. "Alat ini dapat mempercepat tenun dari sebelumnya satu bulan untuk mengerjakan satu kain menjadi satu minggu," ujarnya.

Dia mengatakan cara kerja alat tenun tradisional yang lama menjadi pemicu enggannya generasi muda untuk menjadi penenun. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya