Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Andhika Prasetyo [email protected]
31/5/2019 06:20
 RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Ekonomi
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita berfoto bersama Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko(Dero Iqbal Mahendra )

PEMERINTAH Indonesia dan Jepang terus meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi pascapesta demokrasi Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019. Hal itu ditandai kunjungan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Hiroshige Seko ke Indonesia. Seko bertemu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Rabu (29/5).

Dalam kesempatan itu, selain mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Jokowi pada periode 2019-2024, Seko juga berniat mempererat kerja sama ekonomi.

"Tujuan utama beliau datang tidak hanya memberi selamat, tapi juga membawa hal positif terkait kerja sama kedua negara dalam hal ekonomi, perdagangan, ekspor-impor, dan investasi," ujar Enggartiasto.

Seko datang bersama tim delegasi guna membahas persiapan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Ekonomi Digital G20 di Tsukuba, Jepang, pada 8-9 Juni mendatang.

Ia pun membawa isu soal penyelesaian regional comprehensive economic partnership agreement (RCEP) serta general review Indonesia-Japan economic partnership agreement (GR-IJEPA).

Dalam pertemuan itu, Indonesia bersama Jepang sepakat menambah 17 pos tarif baru dalam peninjauan menyeluruh perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia Jepang atau GR IJEPA. Namun, detail pos tarif itu masih tahap pembahasan.

Jepang ialah negara tujuan eks-por terbesar ke-3 dengan pangsa 10,5%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai total perdagangan kedua negara pada 2018 mencapai US$37,4 miliar. Secara rinci, total ekspor Indonesia ke Jepang tercatat US$19,47 miliar, naik 9,44% dari tahun sebelumnya sebesar US$17,79 miliar. Adapun nilai impor mencapai US$17,97 miliar, tumbuh 17,95% ketimbang 2017 yakni US$15,24 miliar. Jadi, Indonesia menikmati surplus US$1,5 miliar.

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Jepang ialah coal, copper ores and concentrates, waste and scrap of precious metal, natural rubber, dan insulated wire. Sebaliknya, dari Indonesia banyak mengimpor parts of accessories of motor vehicles, incompletely knocked down motor vehicles, printing machinery, motor cars and other vehicles, dan flat-rolled products of iron.

Bidik investasi

Secara terpisah, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis akan masuknya berbagai investasi dari Jepang, dari sektor manufaktur hingga keuangan, setelah dirinya bertemu dengan beberapa pemangku kepentingan terkait di Jepang. Di sana, ia menyambangi sejumlah direksi perusahaan besar seperti Sojitz Corporation, Nippon Steel, Fujitrans, serta Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Menurut Airlangga, minat Sojitz untuk segera melakukan ekspansi usaha di Tanah Air kian besar seiring rampungnya pesta demokrasi di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Sojitz Corporation berminat membangun pabrik metanol kedua di Indonesia.

"Mereka berharap atas terpilihnya kembali Presiden Jokowi dapat lebih mudah lagi berinvestasi," ujar Airlangga melalui siaran resminya.

Berdasarkan survei US News, pada 2018 Indonesia menjadi negara tujuan investasi terbaik nomor dua di dunia, sedangkan Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia pada 2018, dengan investasi US$4,9 miliar atau 16,7% dari total penanaman modal asing. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya