Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Nilai Ekspor Produk Turunan Sawit Terganggu Sentimen Pasar

Andhika prasetyo
17/5/2019 14:30
Nilai Ekspor Produk Turunan Sawit Terganggu Sentimen Pasar
Seorang buruh tani memanen kelapa sawit di Perkebunan PTPN VII Kebun Gedeh, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 3 Desember 2018.(Antara Foto)

VOLUME ekspor oleochemical selama kuartal pertama 2019 tercatat sebesar 664 ribu ton atau tumbuh 7,26% dari capaian di periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, nilai ekspor produk turunan kelapa sawit itu malah turun.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat mengungkapkan hal tersebut terjadi lantaran ada penurunan harga produk-produk oleochemical di pasar global.

Baca juga: Eropa Terus Berupaya Matikan Petani Sawit Indonesia

"Secara global produk-produk oleokimia mengalami penurunan harga. Itu terjadi karena ada sentimen pasar terkait sawit. Jadi sekarang kita upayakan menggenjot volume agar nilai tetap stabil," ujar Rapolo di Jakarta, Kamis (16/5) malam.

Dia menyebutkan nilai ekspor produk oleochemical yang terdiri dari 15 kode HS, sepanjang Januari-Maret 2019 hanya US$444 juta, turun 31,48% dari kuartal pertama 2018 yang mencapai US$648 juta.

Di dalam negeri, Rapolo mengatakan permintaan produk oleochemical juga tertekan karena persoalan tingginya tarif tiket pesawat.

Baca juga:  Indonesia Bidik Pasar Sawit selain Uni Eropa

Pasalnya, produk-produk jadi oleochemical adalah barang-barang yang sangat akrab dan bisa ditemui sehari-hari serta banyak dipakai saat bepergian seperti sabun, shampo, dan pasta gigi.

"Kalau tarif pesawat murah, industri pariwisata menggeliat, hunian hotel menjadi tinggi. Itu secara linear mempengaruhi permintaan oleochemical. Tapi jika sebaliknya, ya permintaan menurun," jelas Rapolo.

Oleochemical merupakan salah satu produk hilir kelapa sawit yang diolah dari inti sawit dan menghasilkan minyak inti sawit (crude palm kernel oil/CPKO).

Dalam prosesnya, oleochemical perlu melalui empat tahap pengolahan industri hingga bisa dimanfaatkan sebagai produk biosurfaktan atau bahan baku detergen, sabun, dan shampo, serta biolubrikan sebagai bahan baku pelumas.

Produk oleochemical juga banyak dipakai di industri baja dan otomotif. Saat ini, kapasitas terpasang industri tersebut di dalam negeri mencapai 5,4 juta ton per tahun dengan kapasitas produksi terpakai sekitar 75% dari jumlah tersebut. (Pra/A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya