Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Perang Dagang Memanas, Rupiah Ditutup Loyo

Atalya Puspa
14/5/2019 19:30
Perang Dagang Memanas, Rupiah Ditutup Loyo
Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

RUPIAH berada di posisi 14.434 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (14/4). Angka tersebut melemah 0,8% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin, Senin (13/4).

Berkaitan dengan itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan pelemahan rupiah bersama sebagian besar mata uang Asia dan mata uang utama dipengaruhi oleh memanasnya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok setelah Jumat lalu pemerintah AS memberlakukan kenaikan tarif impor produk Tiongkok.

Berikutnya, pemerintah Tiongkok juga berencana melakukan aksi retaliasi untuk memberlakukan kenaikan tarif impor produk AS sebesar US$60miliar.

Hal tersebut kemudian mendorong pelemahan tajam mata uang Yuan Tiongkok di pasar offshore sebesar 0,97% ke level 6,9121 yang pada umumnya memberikan sentimen negatif pada seluruh mata uang Asia.

Baca juga: Rupiah Tertekan, Darmin Sebut Kondisi Eksternal tidak Kondusif

"Berlanjutnya perang dagang akan berpotensi mendorong perlambatan ekonomi global dan menekan laju pertumbuhan volume perdagangan global," kata Josua kepada Media Indonesia, Selasa (14/4).

Di sisi lain, dairi sisi domestik, keuangan terpengaruh oleh sentimen negatif di pasar negara berkembang sehingga JCI terkoreksi 1,19% ke level 6.135 dan yield SUN naik sekitar 4-7bps.

Pelemahan rupiah juga turut didorong oleh permintaan dollar AS di dalam negeri juga cenderung meningkat seiring mendekatnya jadwal pembayaran dividen beberapa perusahaan.

Namun begitu, Josua menyatakan sejauh ini pelemahan rupiah ini hanya bersifat sementara. Pasalnya, saat ini pelemahan tersebut didukung oleh faktor musiman permintaan dollar yang meningkat serta sentimen negatif dari eksternal.

"Rupiah akan cenderung menguat terhadap dollar AS ketika sentimen perang dagang mereda dan akan ditopang oleh perbaikan defisit transaksi berjalan pada tahun ini," tutup Josua. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik