Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

B30 Siap Diterapkan, CPO untuk Bahan Bakar Ditarget 7,8 Juta Ton

Andhika Prasetyo
15/4/2019 17:30
B30 Siap Diterapkan, CPO untuk Bahan Bakar Ditarget 7,8 Juta Ton
Truk mengangkut buah kelapa sawit.(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

PEMERINTAH menargetkan program pengembangan solar dengan bauran minyak sawit sebesar 30% atau B30 akan rampung pada Oktober dan bisa digunakan secara publik mulai tahun depan.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengungkapkan pihaknya baru akan melakukan uji coba dengan jarak 40 ribu kilometer guna memastikan bahan bakar bauran tersebut aman untuk kendaraan.

"Selama tes itu, kita akan cek olinya, gas buangnya, mesinnya, untuk memastikan semua aman," ujar Paulus dalam acara Pembekalan Journalist Fellowship di Jakarta, Senin (15/4).

Dengan beresnya pengembangan B30, diyakini serapan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk keperluan biodiesel akan terus melonjak. Tahun depan, ditargetkan penggunaan CPO untuk bahan bakar di dalam negeri akan mencapai 9 juta kiloliter atau setara 7,8 juta ton. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari proyeksi tahun ini yang hanya 6,2 juta kiloliter atau setara 5,4 juta ton.

Baca juga: Serapan CPO untuk B20 Terus Bertumbuh

Target-target tersebut dinilai bukan hal yang sulit dicapai. Pasalnya, dalam dua bulan pertama tahun ini, serapan CPO untuk B20 sudah mencapai 1,2 juta ton. Artinya, rata-rata setiap bulan, ada 550 ribu ton minyak sawit yang digunakan untuk kebutuhan bahan bakar domestik.

Paulus mengungkapkan penggunaan yang masif di dalam negeri juga akan membuat harga di tingkat global merangkak naik. Sejak pemerintah menerapkan B20 pada akhir tahun lalu, harga CPO mulai mengalami perbaikan.

Pada akhir tahun lalu, harga minyak sawit mentah sempat menyentuh di bawah US$500 tetapi pada Februari tahun ini sudah sedikit pulih ke angka rata-rata US$556,50 per ton. Serapan domestik yang begitu besar juga tentunya akan menghilangkan ketergantungan Indonesia terhadap pasar-pasar dunia terutama Uni Eropa.

Dengan begitu, jika ada negara-negara yang memutuskan untuk tidak menggunakan minyak nabati bersumber CPO, Indonesia tidak akan kelabakan.

"Tetapi tujuan kita bukan untuk menutup rapat-rapat ekspor CPO. Kita hanya ingin membatasi agar stok di dunia tidak banjir dan harga tetap terjaga," jelasnya.

Penggunaan CPO sebagai bauran bahan bakar juga dilakukan untuk memangkas impor minyak yang selama ini menjadi momok besar karena menggerogoti devisa negara.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya