Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tutup Kerugian, Kenaikan Harga Tiket Pesawat Malah Sumbang Inflas

Atalya Puspa
03/4/2019 12:30
Tutup Kerugian, Kenaikan Harga Tiket Pesawat Malah Sumbang Inflas
Penumpang beraktivitas di area konfirmasi tiket Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aji Styawan)

TINGGINYA harga tiket pesawat turut andil pada inflasi Maret 2019 sebesar 0,3% dari total inflasi 0,11%. 

Berkaitan dengan itu, pengamat penerbangan Arista Atmajati mengungkapkan hal tersebut berhubungan erat dengan pihak maskapai yang ingin menutup kerugian dari tahun-tahun sebelumnya.

"Pihak maskapai mau melakukan recovery. Karena hampir 3 tahun maskapai-maskapai Indonesia rapotnya merah. Karena yang lalu-lalu, semua maskapai bermain di tarif batas bawah," kata Arista kepada Media Indonesia, Selasa (2/4).

Naiknya harga tiket pesawat tersebut, kata Arista, tak bisa dimungkiri akan berpengaruh pada inflasi, turunnya tamu hotel, serta turunnya jumlah wisatawan domestik. Namun begitu, dirinya menilai hal tersebut dilakukan oleh pihak maskapai untuk memperbaiki keuangannya.

Dirinya memberikan contoh, Garuda Indonesia pada 2018 meraup untung sebesar Rp11,3 miliar dibanding pada 2017 yang mengalami kerugian hingga Rp3 triliun.

 

Baca juga: Bawang dan Tiket Pesawat Sumbang Inflasi Terbesar Maret

 

Arista kemudian menyatakan dengan banyaknya pihak maskapai yang masih bermain di tarif batas atas, artinya masih ada kepercayaan diri dari pihak maskapai bila produknya akan tetap laku di pasaran.

"Kalau supply demandnya masih bisa, mungkin maskapai masih percaya diri untuk menetapkan di tarif batas atas. Tapi kalau supply demandnya drop, akhirnya mungkin akan bermain di tarif batas menengah dan batas bawah," katanya.

Di samping itu, dirinya juga mengkritisi Permenhub Nomor 20 Tahun 2019 dengan turunan Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 72 Tahun 2019 yang baru dikeluarkan pada awal April. Sebab, peraturan tersebut tidak akan berjalan efektif saat memasuki waktu liburan.

"Efektivitas peraturan dikeluarkan awal April akan tidak begitu berdampak. Karena sebentar lagi akhir April sampai Juni demand-nya mulai banyak," tukas Arista.

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto juga mengakui, fenomena andil harga tiket angkutan udara terhadap inflasi pada Maret merupakan hal yang tidak biasa.

"Saya highligt. Ini tidak biasa. Bahwa angkutan udara masih memberikan share pada inflasi di bulan Januari dan sekarang memberikan share pada inflasi di bulan Maret ini," katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya