Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Dorong Permintaan Domestik untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Eko Nordiansyah
23/3/2019 14:00
Dorong Permintaan Domestik untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI IGP Wira Kusuma(Medcom.id/Eko Nordiansyah))

BANK Indonesia (BI) fokus mendorong permintaan domestik agar tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Hal itu dilakukan mengingat perekonomian global diprediksi akan melambat.
 
"BI lakukan langkah kebijakan akomodatif, untuk dorong permintaan domestik," kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI IGP Wira Kusuma, di Hotel JW Marriot, Yogyakarta, Sabtu, (23/3).
 
BI akan fokus memperkuat stabilitas eksternal untuk mendorong permintaan domestik. Stabilitas eksternal juga membuat bank sentral mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.

"Permintaan domestik jadi fokus untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi berdasarkan hal tersebut kebijakan yang disampaikan perkuat stabilitas eksternal yang jadi prioritas BI dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," jelas dia.
 
Dirinya menambahkan prospek ekonomi global akan melambat tahun ini. Perlambatan ekonomi tersebut juga membuat bank sentral negara maju mulai mengambil langkah dovish terkait kebijakan suku bunganya.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 2019 akan Terhambat akibat Perlambatan Global
 
"Kalau dilihat persepsi pasar, kenaikan FFR pasar perkirakan sepanjang 2019 tidak ada kenaikan, itu dinamika. Kemudian di Eropa juga demikian, normalsiasi kebijakan di ECB melambat," ungkapnya.
 
Dengan berkurangnya ketidakpastian dari pasar keuangan global maka aliran modal akan mengalir ke negara berkembang seperti Indonesia. Terlebih prospek ekonomi Indonesia juga terbilang baik.
 
"Tentu saja ada risiko sektor eksternal, perkembangan eksternal belum kondusif berdampak ke perekonomian domestik. Domestik transaksi berjalan (CAD) masih tinggi," pungkas Wira. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik