Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Asosiasi Logistik : Tarif Tol Turun Boleh, Subsidi Jangan

Andhika Prasetyo
12/2/2019 20:29
Asosiasi Logistik : Tarif Tol Turun Boleh, Subsidi Jangan
( ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.)

ASOSIASI Logistik Indonesia (ALI) meminta pemerintah menghapus opsi skema subsidi dalam upaya penurunan tarif Tol Trans Jawa untuk angkutan logistik.

Mereka sedianya menyambut baik keputusan pemerintah yang hendak menekan biaya masuk tol, tetapi skema subsidi bukanlah jawaban dari persoalan tersebut.

Ketua Umum ALI Zaldy Ilham Masita mengungkapkan angkutan logistik selama ini sudah menerima banyak manfaat subsidi dari bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Jika pemerintah memutuskan untuk kembali jor-joran memberikan subsidi tarif tol, itu hanya akan membuat sektor logistik semakin manja. Mereka tidak akan berbenah diri untuk menjadi lebih efisien dan berdaya saing.

Dari pada menerapkan skema subsidi, Ilham menilai pemerintah sebaiknya mengoptimalkan regulasi terkait larangan angkutan dengan muatan berlebih atau over dimension over load (ODOL).

Baca juga : Kalla Sebut Tarif Tol Trans Jawa masih Wajar

Ilham mengatakan sebagian besar angkutan logistik truk di Indonesia, dalam proses operasional, itu berlebihan muatan.

Sedianya, perusahaan memaksakan memuat barang berlebih untuk memperoleh efisiensi biaya distribusi dalam satu kali perjalanan.

Tetapi, menurut Ilham, itu malah membuat perusahaan mengalami kerugian besar. Pasalnya, ketika membawa muatan berlebih, truk tidak akan bisa berjalan cepat, sehingga akan membutuhkan bahan bakar lebih banyak.

Selain itu, karena ODOL pula, truk akan lebih sering mengalami kerusakan sehingga biaya perawatan akan lebih besar setiap tahunnya.

"Kalau tidak ODOL, truk bisa lebih efisien dari segi operasional dan perawatan. Biaya itu akhirnya bisa dialihkan untuk membayar tarif tol," jelas Ilham kepada Media Indonesia, Selasa (12/2).

Di sisi lain, dengan tidak adanya truk ODOL, kualitas jalan tol akan bertahan lama, tidak akan sering mengalami kerusakan.

Artinya, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan mengalami efisiensi dari segi pemeliharaan jalan.

"Kalau truk ODOL tidak ada, BUJT bisa irit dari segi pemeliharaan. Mereka semestinya mengambil keuntungan dari situ, tanpa perlu menetapkan tarif tinggi," lanjutnya.

Jadi, lanjutnya, skema pengoptimalan sanksi bagi angkutan logistik ODOL bisa menjadi pilihan yang menguntungkan semua pihak. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik