Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ke dua Februaru ditutup melemah di level 6,521.66 (-0,22%). Pelemahan didorong oleh sektor industri dasar (-1,73%) dan sektor tambang (-1,46%).
"Pergerakan dipengaruhi oleh sentimen global dan rilis data CAD (current account deficit/defisit neraca transaksi berjalan) Indonesia yang dinilai kurang baik. Pelemahan cukup terbatas ditopang oleh stabilnya nilai tukar rupiah," ujar analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Senin (11/2).
Di sisi lain bursa Amerika Serikat ditutup bercampur. Dow Jones ditutup 25,106.33 (-0,25%), NASDAQ ditutup 7,298.20 (+0,14%), S&P 500 ditutup 2,707.88 (+0,07%).
Pasar AS ditutup bercampur. Investor saat ini lebih fokus kepada negosiasi antara US – Tiongkok yang masih terus berlanjut.
"Investor memiliki kecemasaan apabila negosiasi tidak membuahkan hasil, maka pertumbuhan ekonomi dunia akan terkena dampak secara signifikan," tambahnya.
Baca juga: Neraca Pembayaran Diprediksi Surplus
Hingga saat ini belum ada persetujuan apa pun dan batas akhir sudah kian dekat yaitu pada awal bulan Maret 2019. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan President Trump bahwa tidak akan bertemu denga President Xi Jinping hingga lewat sudah melewat bulan Maret tersebut.
"IHSG diprediksi melemah dengan resistance pada level 6,543 - 6,532 dan support pada level 6,504 - 6,487," ulasnya.
Pergerakan indeks masih akan dipengaruhi sentimen global terutama kesepakatan antara Tiongkok dan US serta data CAD Indonesia yang kurang baik.
Stabilnya nilai tukar rupiah dan data cadangan devisa yang dinilai cukup baik diharapkan dapat menopang pergerakan.
"Secara teknikal pergerakan IHSG berpotensi membentuk double bottom yang mengindikasikan akan terjadi pembalikan arah tren," ungkapnya.
Adapun beberapa event pada pekan ini yang mampu mempengaruhi gerak indeks antara lain pengumuman penjualan ritel Indonesia, laporan bulanan OPEC di AS, pidato Gubernur bank sentral AS The Fed Jerome Powell, dan pengumuman neraca perdagangan. (OL-3)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
IHSG turun 0,33% akibat saham konglomerasi ambruk. Ketahui penyebab pelemahan IHSG dan saham potensial seperti LSIP, PGEO, EXCL.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved