Berbagai Sentimen Menstimulus IHSG dan Rupiah

Fetry Wuryasti
16/1/2019 10:18
Berbagai Sentimen Menstimulus IHSG dan Rupiah
( ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

PERGERAKAN nilai tukar rupiah pada Selasa (15/1) kembali mengalami kenaikan dimana sehari sebelumnya cenderung melemah seiring dengan imbas pelemahan yuan Tiongkok (CNY).

Di sisi lain, penguatan rupiah mampu bertahan di tengah imbas mulai naiknya USD seiring dengan pelemahan EUR dan membesarnya defisit neraca perdagangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui defisit pada 2018 sebesar US$8,57 miliar merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah perekonomian Indonesia.

"Secara tren pergerakan rupiah masih dimungkinkan untuk mengalami kenaikan. Adanya koreksi sebelumnya dapat dianggap koreksi sesaat maupun minor dengan memanfaatkan pelemahan mata uang yuan Tiongkok (CNY)," ujar senior analis CSA Institute Reza Priyambada, Rabu (16/1).

Namun ia menekankan perlu diwaspadai adanya sentimen yang dapat membuat laju Rupiah kembali melemah, terutama dari sentimen adanya pelemahan data ekonomi di Uni Eropa yang dapat membuat Euro melemah dan menguatkan dolar AS.

Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu melampaui dari  perkiraan akan adanya pelemahan.

IHSG pada perdagangan Rabu (16/1) dibuka pada 6.417,13 menguat 0,13% dari penutupan hari sebelumnya pada 6.408,78.

Adanya koreksi minor sebelumnya, dinilai belum merubah arah tren IHSG menjadi tren melemah sehingga kembali dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali masuk.

 

Baca juga: Pasar Berkembang Waspada, Rupiah Bisa Bertahan

 

Menguatnya laju bursa saham Asia direspon positif. Padahal masih terdapat sentimen negatif diantaranya, imbas rilis neraca perdagangan ekonomi Tiongkok, dimana nilai ekspor dan impornya mengalami penurunan hingga aksi tunggu terhadap voting Brexit di parlemen.

"Kenaikan IHSG turut mendapat sentimen positif dari berbalik menguatnya rupiah meski dibarengi dengan mulai menguatnya laju dolar AS setelah terimbas pelemahan Euro," ungkap Reza.

Adanya pemberitaan Tiongkok akan melancarkan stimulusnya setelah melihat sinyal perlambatan ekonominya membuat rupiah menguat dan berimbas pada IHSG.

Tidak hanya itu, masih maraknya berita positif dari para emiten turut membantu berbalik naiknya IHSG. Transaksi asing pada Selasa (15/1) tercatat aksi beli bersih senilai Rp 1,91 triliun.

"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 6.374-6.388 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6.425-6.453. Tampaknya koreksi minor yang terjadi tidak menghalangi IHSG untuk berbalik naik," ulasnya.

Akan tetapi, posisi ini juga rawan terjadinya aksi ambil untung. Terutama jika laju rupiah dan bursa saham Asia kembali melemah maka dapat menghalangi kenaikan IHSG. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya