Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PERGERAKAN nilai tukar rupiah pada Selasa (15/1) kembali mengalami kenaikan dimana sehari sebelumnya cenderung melemah seiring dengan imbas pelemahan yuan Tiongkok (CNY).
Di sisi lain, penguatan rupiah mampu bertahan di tengah imbas mulai naiknya USD seiring dengan pelemahan EUR dan membesarnya defisit neraca perdagangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui defisit pada 2018 sebesar US$8,57 miliar merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah perekonomian Indonesia.
"Secara tren pergerakan rupiah masih dimungkinkan untuk mengalami kenaikan. Adanya koreksi sebelumnya dapat dianggap koreksi sesaat maupun minor dengan memanfaatkan pelemahan mata uang yuan Tiongkok (CNY)," ujar senior analis CSA Institute Reza Priyambada, Rabu (16/1).
Namun ia menekankan perlu diwaspadai adanya sentimen yang dapat membuat laju Rupiah kembali melemah, terutama dari sentimen adanya pelemahan data ekonomi di Uni Eropa yang dapat membuat Euro melemah dan menguatkan dolar AS.
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu melampaui dari perkiraan akan adanya pelemahan.
IHSG pada perdagangan Rabu (16/1) dibuka pada 6.417,13 menguat 0,13% dari penutupan hari sebelumnya pada 6.408,78.
Adanya koreksi minor sebelumnya, dinilai belum merubah arah tren IHSG menjadi tren melemah sehingga kembali dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali masuk.
Baca juga: Pasar Berkembang Waspada, Rupiah Bisa Bertahan
Menguatnya laju bursa saham Asia direspon positif. Padahal masih terdapat sentimen negatif diantaranya, imbas rilis neraca perdagangan ekonomi Tiongkok, dimana nilai ekspor dan impornya mengalami penurunan hingga aksi tunggu terhadap voting Brexit di parlemen.
"Kenaikan IHSG turut mendapat sentimen positif dari berbalik menguatnya rupiah meski dibarengi dengan mulai menguatnya laju dolar AS setelah terimbas pelemahan Euro," ungkap Reza.
Adanya pemberitaan Tiongkok akan melancarkan stimulusnya setelah melihat sinyal perlambatan ekonominya membuat rupiah menguat dan berimbas pada IHSG.
Tidak hanya itu, masih maraknya berita positif dari para emiten turut membantu berbalik naiknya IHSG. Transaksi asing pada Selasa (15/1) tercatat aksi beli bersih senilai Rp 1,91 triliun.
"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 6.374-6.388 dan resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6.425-6.453. Tampaknya koreksi minor yang terjadi tidak menghalangi IHSG untuk berbalik naik," ulasnya.
Akan tetapi, posisi ini juga rawan terjadinya aksi ambil untung. Terutama jika laju rupiah dan bursa saham Asia kembali melemah maka dapat menghalangi kenaikan IHSG. (OL-3)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
IHSG turun 0,33% akibat saham konglomerasi ambruk. Ketahui penyebab pelemahan IHSG dan saham potensial seperti LSIP, PGEO, EXCL.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved