Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
SUMATRA Selatan (Sumsel) memiliki kekayaan alam, tidak hanya di bidang energi, tetapi juga kaya di sektor pertanian. Bahkan, status sebagai lumbung pangan pada provinsi
ini masih terus terjaga. Hal itu berkat kerja keras petani yang ada di provinsi tersebut.
Capaian tersebut membuat Provinsi Sumsel pada tahun ini meraih penghargaan Pin Emas atas keberhasilan menggaet peringkat kelima produksi beras tertinggi pada 2019.
Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel menyebut pencapaian produksi pertanian pada 2019 sebesar 4.534.070 ton gabah kering giling (GKG).
Pada tahun ini, Gubernur Sumsel H Herman Deru menargetkan produksi padi diting katkan mencapai 4.925.191 ton GKG. “Petani itu bukan profesi pilihan terakhir. Tapi petani
itu marwahnya Sumsel.
Semua leluhur Sumsel adalah bertani, sehingga jangan heran jika setiap titik program pemerintah kita kaitkan dengan petani. Kita semua harus mampu membuat wilayah kita makmur dan masyarakat maju karena pertanian,” kata Herman Deru usai panen raya di Rawa Lebak, Desa Tebing Abang, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin,
pada Sabtu (3/10).
Diakuinya, jenis tanah di area pertanian di Sumsel beragam, mulai dari rawa lebak, rawa basah, pasang surut, tadah hujan, dan sebagainya. Para petani dituntut untuk tetap bisa memanfaatkan area persawahan yang ada agar dapat menghasilkan padi yang mampu menyumbang lumbung pangan bagi Sumsel dan nasional. “Di Banyuasin ini, yang semula
rawa lebak, lahan tidur yang tidak dimanfaatkan. Sekarang disulap masyarakat menjadi area sawah. Dan di sini (Kabupaten Banyuasin) mampu menghasilkan 5,8 ton GKG per
hektare, ini pencapaian luar biasa,” jelasnya.
Tugaskan 1.000 PPL
Bukan hanya itu, tanpa pupuk pun masyarakat tetap bisa memproduksi padi berkualitas. Karena ternyata tanah di area persawahan tersebut sangat subur dan
irigasi alam yang mendukung.
“Bahkan peralatan petani yang dipakai masih sangat tradisional, panen padi menggunakan anai-anai, bukan alat modern,” jelasnya. Menurut Herman Deru, sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang patut dipertahankan dan terus dikembangkan. Karena itulah dalam waktu dekat ia akan menugaskan 1.000 orang petugas Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) untuk membimbing petani di Sumsel.
“Kami sudah menyiapkan 1.000 PPL untuk memberikan edukasi kepada para petani. Jadi satu desa akan ada satu PPL. Kami ingin para petani ini jadi pengusaha di lahannya
sendiri,” tuturnya.
Apalagi secara nasional, Kabupaten Banyuasin telah menduduki posisi keempat sebagai daerah lumbung pangan. Karena itu, dia berharap sektor tanaman pangan dapat menjadi usaha ekonomi yang akan mengangkat kesejahteraan masyarakat.
“Pertanian ini memiliki dampak langsung bagi kehidupan masyarakat kita. Pertanian ini harus terus ditingkatkan karena ini dapat menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan," terangnya.
Selain melakukan panen bersama masyarakat, Herman Deru juga memberikan sejumlah bantuan untuk kemajuan para petani di Kabupaten Banyuasin. Seperti, dua unit pompa air 6 inci dan benih padi inbrida sebanyak 195,2 ton untuk 7.808 hektare sawah. “Bantuan ini diberikan agar petani semakin semangat sehingga perkembangan pertanian di Banyuasin meningkat,” imbuhnya.
Usai panen raya di Tebing Abang, Herman Deru melakukan panen raya padi sawah pasang surut IP200 di Desa Teluk Tenggulang, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin.
“Saya melihat di lahan pasang surut saja bisa menghasilkan gabah 6,2 ton. Sawah rawa lebak bisa 5,8 ton,” ucapnya.
Sebagai bentuk apresiasi pemerintah, ia memberikan sejumlah bantuan untuk para petani setempat, di antaranya benih padi unggul, pompa air, selang, dan pupuk.
Bukan hanya di Banyuasin, Herman Deru juga terus berupaya meningkatkan produksi padi di sejumlah daerah lain di Sumsel. Seperti OKU Timur, Empat Lawang, OKU, OKU
Selatan, OKI, Ogan Ilir dan lainnya.
Hal itu diperlukan karena sejumlah daerah di Sumsel memiliki produksi padi yang melimpah ditopang potensi alam yang luar biasa. Dijelaskan Herman Deru, sektor pertanian selama ini telah menjadi marwah Sumsel sebagai daerah penunjang pangan nasional. “Dari awal tidak jemu-jemunya saya katakan, kita jangan pernah minder mengaku sebagai petani. Kita harus bangga dengan profesi sebagai petani, karena hasil jerih payah petanilah hajat orang banyak berupa pangan akan tercukupi,” imbuhnya.
Menurut dia, sebagai sektor andalan Sumsel, daerah ini harus mampu berkontribusi dalam menyiapkan ketersediaan cadangan pangan baik untuk konsumsi daerah bahkan lebih luas lagi sebagai penyedia stok pangan nasional.
Oleh karena itu, Herman Deru sangat memberi perhatian khusus pada kemajuan sektor pertanian di Sumsel.
Bangun infrastruktur
Selain bantuan di bidang pertanian, Herman Deru pun menyelaraskan pembangunan infrastruktur untuk pertanian. Salah satunya, dengan melanjutkan pembangunan jembatan Rantau Bayur yang sudah belasan tahun terbengkalai. Jembatan ini menjadi jalan alternatif penghubung Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Muara Enim.
Pemprov Sumsel telah menganggarkan dana sedikitnya Rp37 miliar untuk melanjutkan pembangunan jembatan tersebut. “Saya targetkan ini selesai akhir tahun 2021,” kata dia.
Jembatan tersebut akan berdampak pada murahnya biaya operasional masyarakat dalam pendistribusian bahan pangan. “Apalagi di sini mayoritas penduduknya petani, tentu jembatan ini akan membantu masyarakat dalam pendistribusian produk yang dihasilkan dari pertanian itu.
Biaya yang dikeluarkan juga akan lebih murah dan akses pengiriman akan lebih cepat. Sehingga akan mendongkrak ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (S1-25)
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Pupuk Indonesia memastikan bahwa penutupan kios ini tidak akan mengganggu proses penyaluran pupuk ke petani.
Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) sebesar Rp497.925.287.251.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved