Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PERNAHKAH Anda melihat anak-anak yang merasa bangga telah memilih dan mengenakan bajunya sendiri? Belajar berpakaian sendiri merupakan bagian integral dari perkembangan buah hati Anda. Proses bertahap ini dimulai ketika mereka masih bayi dan melepaskan topi kecil dari kepala mereka.
Seiring waktu, balita belajar cara mengenakan pakaian mereka sendiri. Tidak ada batasan usia pasti kapan seorang balita harus bisa berpakaian sendiri. Sebab, aktivitas tersebut adalah perpaduan antara minat dan tingkat keahlian mereka.
“Balita umumnya memulai dengan melepas pakaiannya daripada berpakaian sendiri. Pada usia sekitar 12-18 bulan, anak mulai melepas pakaiannya, terutama kaus kaki dan sepatu. Mulai sekitar usia 3 tahun, anak mulai berpakaian lebih mandiri," kata Pierrette Mimi Poinsette, MD, seorang dokter anak dan konsultan, seperti dikutip dari situs Verywell Family.
Meskipun pada saat anak-anak belajar memilih dan mengenakan baju masih belum rapi seperti kemeja yang dikenakan terbalik, Anda tetap harus mengapresiasi tindakannya. Sebab, membebaskan anak untuk memilih dan mengenakan pakaiannya sesuai selera dan karakter dapat memberikan dampak positif untuk tumbuh kembangnya.
Tindakan membebaskan anak-anak untuk memilih baju sendiri sesuai selera dan gaya anak juga dilakukan oleh aktris Zaskia Adya Mecca. Menurut ibu dari enam anak ini, setiap anak mempunyai karakter dan gaya fesyen masing-masing.
"Akhirnya aku mencoba membiarkan mereka karena buat aku fesyen itu cara seseorang mengekspresikan dirinya dan seperti apa karakternya. Jadi aku biarkan anak-anak aku mengeksplor dirinya di ranah fesyen," tuturnya saat ditemui Media Indonesia di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/12).
Meski begitu, istri dari sutradara Tanah Air, Hanung Bramantyo, ini tetap mengarahkan anak-anaknya untuk memilih pakaian yang berbahan nyaman saat membeli pakaian. "Bagi aku yang paling penting bahannya. Buat aku beauty is comfort," lanjut ibu yang memiliki anak berusia 3 tahun tersebut.
Manfaat Balita yang Belajar Memilih dan Berpakaian Sendiri
1. Mengekspresikan Diri
Menentukan pilihan sendiri, seperti baju mana yang akan dikenakan, juga memungkinkan balita mulai berekspresi dan menunjukkan karakter dirinya.
Ketika seorang anak akhirnya menguasai seni mengenakan pakaian sendiri, mereka akan merasa mampu dan mandiri.
2. Melatih Perencanaan dan Pengurutan
Berpakaian juga memiliki manfaat perkembangan bagi balita. Memilih pakaian dan mengenakannya memungkinkan mereka berlatih perencanaan dan pengurutan.
Ditambah lagi, tindakan mengenakan celana, jaket, dan kaus kaki melatih keterampilan motorik halus mereka.
3. Memupuk Percaya Diri
Ketika balita memilih pakaian sesuai selera dan karakter mereka, para balita akan merasa mampu untuk melakukan sesuatu secara mandiri.
Selain itu, ketika mengenakan pakaian tersebut, mereka akan merasa senang dan percaya diri karena penampilannya sesuai dengan gaya dan karakter mereka. (M-2)
Aksi kekerasan yang dilakukan di rumah pelaku, dan direkam sendiri menggunakan ponsel, lalu disebarkan sebagai bentuk intimidasi kepada istrinya yang tengah menggugat cerai.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Orangtua bisa mengajarkan anak yang sudah berusia di atas 2 tahun untuk membuang ingusnya sendiri.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved