Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEKELOMPOK ilmuwan mengklaim percakapan dengan ikan paus kini bisa dilakukan, setelah percakapan selama 20 menit dengan paus bungkuk di Alaska Tenggara.
Seekor paus berusia 38 tahun bernama Twain 'berbicara' dengan para peneliti dari SETI Institute dan UC Davis dengan menanggapi 'panggilan kontak' yang telah direkam sebelumnya.
Menurut tim, ini menandai komunikasi pertama antara manusia dan paus dalam bahasa mereka sendiri.
Ke depan, para peneliti mengatakan percakapan tersebut dapat membuka jalan bagi interaksi dengan alien di masa depan.
Dalam studi tersebut, para peneliti dari SETI mempelajari bagaimana paus berkomunikasi dengan harapan mengembangkan 'filter kecerdasan' sebagai bagian dari pencarian kehidupan di luar bumi.
Para ilmuwan menyiarkan panggilan sapaan yang disebut 'whup/throp' melalui speaker bawah air.
Ketika panggilan itu diperdengarkan di dalam air, Twain mendekati perahu itu dan membalasnya dengan panggilan ucapannya sendiri.
Yang penting, para ilmuwan menemukan bahwa Twain mengubah frekuensi panggilannya sebagai respons terhadap siaran para peneliti.
Menurut penulis utama, Dr Brenda McCowan dari UC Davis, perilaku pencerminan ini menunjukkan bahwa paus tersebut terlibat dalam jenis percakapan interaktif dengan rekaman panggilan tersebut.
Dr McCowan berkata: 'Kami percaya ini adalah pertukaran komunikatif pertama antara manusia dan paus bungkuk dalam 'bahasa' mereka.'
Dalam makalah penelitian mereka, Dr Brenda dan rekan penulisnya menyatakan bahwa Twain termotivasi untuk menjawab dengan 'kegembiraan dan mungkin timbul kegelisahan'.
Namun, mereka juga menunjukkan bahwa jenis 'sinkronisasi perilaku' yang ditunjukkan oleh paus dikaitkan dengan ikatan dan kohesi kelompok.
Hal ini, menurut penulis, menunjukkan bahwa Twain secara aktif terlibat dalam pertukaran komunikasi.
Lebih lanjut, tujuan utama para peneliti bukanlah untuk berbicara dengan paus, tetapi dengan bentuk kehidupan yang lebih aneh lagi.
Sama seperti ilmuwan lain yang mungkin memandang Antartika sebagai proksi Mars atau lingkungan asing lainnya, para peneliti SETI juga mengamati Bumi untuk menemukan pengganti kecerdasan ekstra-terestrial.
Dengan tidak adanya alien, para peneliti berharap dapat menggunakan paus untuk mengembangkan strategi komunikasi nonmanusia.
Paus bungkuk bisa menjadi perwakilan alien yang baik karena kecerdasan dan kekuatan komunikasi mereka yang sangat tinggi.
Otak besar mereka memiliki wilayah yang luas untuk memproses informasi pendengaran dan lingkungan berair memungkinkan mereka menyiarkan sinyal hingga jarak yang sangat jauh.
Dr Fred Sharpe dari Alaska Whale Foundation mengatakan: “Paus bungkuk sangat cerdas, memiliki sistem sosial yang kompleks, membuat peralatan - jaring dari gelembung untuk menangkap ikan - dan berkomunikasi secara luas melalui nyanyian dan panggilan sosial.”
Artinya, dengan mempelajari cara menemukan informasi melalui panggilan paus, suatu hari nanti para ilmuwan mungkin bisa memahami komunikasi dari alien.
Dr Laurence Doyle dari SETI Institute mengatakan, “Karena keterbatasan teknologi saat ini, asumsi penting dalam pencarian kecerdasan luar angkasa adalah bahwa makhluk luar angkasa akan tertarik untuk melakukan kontak dan dengan demikian menargetkan manusia sebagai penerimanya.”
Ia menambahkan bahwa 'asumsi penting ini tentunya didukung oleh perilaku paus bungkuk.'
Sebelumnya, SETI telah berupaya menemukan kehidupan di luar bumi dengan mendengarkan sinyal radio yang tiba di Bumi.
Teorinya adalah bahwa peradaban alien yang sangat maju mungkin tertarik untuk berkomunikasi dengan planet lain sehingga akan mengirimkan informasi dalam bentuk energi tinggi.
Baru-baru ini teori ini berpusat pada teori bahwa mungkin ada suar yang berdenyut di dekat pusat Bima Sakti yang menyiarkan informasi dari alien.
Namun, karena kita tidak memiliki cara untuk mengetahui bagaimana alien berkomunikasi, SETI berfokus pada pengembangan alat untuk memindai sinyal intelijen dalam kebisingan latar belakang ruang angkasa yang terus-menerus. (Daily Mail/M-2)
BAHASA berkembang berbanding lurus dengan kelahiran tiap generasi. Gen Alpha yang tumbuh bersama internet, memberikan sumbangsih besar terhadap siniar dunia maya.
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Perilaku kasar anak seperti memukul, mencubit, menendang, melempar, menggigit terjadi karena si kecil belum bisa mengomunikasikan kemauan dan emosinya dengan tepat
Komunikasi asertif juga dapat mendorong untuk menyelesaikan konflik secara damai dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Kepribadian dan cara anak dalam menghadapi masalah antara lain dipengaruhi oleh kebiasaan yang dibangun orangtua sejak dini.
Andy Lau juga pernah mengantarkan Hanna ke kamar kecil di sebuah tempat makan di Hong Kong dan menunggunya di dekat pintu.
Menghitung domba untuk tidur adalah praktik yang terkenal, tetapi apakah itu benar-benar membantu Anda tidur?
Dua studi yang dipimpin oleh Leonie Balter dari Universitas Stockholm menyoroti pentingnya tidur dalam memengaruhi seberapa tua atau muda seseorang merasa.
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Studi menunjukkan suhu yang tinggi dapat mengganggu proses tidur, terutama bagi individu yang rentan terhadap insomnia.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan pembatasan kalori dan puasa intermiten dapat memperpanjang umur hewan, tetapi apakah hal ini berlaku juga untuk manusia?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved