Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AKTOR Morgan Oey bakal melakukan debut film horor pertamanya. Setelah sekitar 9 tahun terjun di Industri film, Morgan akhirnya memberanikan diri bermain di film genre horor berjudul Ratu Sihir.
Ditemui usai konferensi pers Ratu Sihir, Morgan mengungkapkan, bukan hal mudah untuk mengambil tawaran bermain film horor, memiliki traumatis dengan hal-hal misteri saat kecil, kondisi itu membuat Morgan belum bermain film Horor meski sudah 9 tahun terjun di Industri film.
"Jadi kalau untuk bermain di film horor dari dulu memang sudah ada beberapa yang ngajak, tapi selalu enggak cocok aja, entah gak bisa atau lainnya, dan dari saya sendiri juga belum siap," kata Morgan di Jakarta, Senin (20/11).
Tinggal di Singkawang, Kalimantan Barat, Morgan kecil beberapa kali pernah mengalami kejadian mistis. Pernah suatu ketika saat terjadi pemadaman listrik di kediamannya, dia merasa seperti ada sosok wanita yang menyerupai ibunya, padahal saat itu ibunya tidak ada di rumah.
"Jadi waktu kecil, saya kan dari Singkawang, Kalimantan Barat, dan di sana itu kerap pemadaman listrik. Jadi kalau di sana itu pemadaman listrik itu sudah ada jadwalnya," tutur Morgan.
"Pas pemadaman listrik itu, saya kaya ngebayangin ada sosok wanita menyerupai ibu, tapi saya tahu ibu saya gak ada di rumah. Jadi banyak sekali kejadian-kejadian yang dari kecil bikin saya terauma terhadap horor," imbuhnya.
Disinggung terkait alasanya memberanikan diri bermain Ratu Sihir, Morgan mengungkapkan dirinya tertarik dengan tema, cerita serta karakter yang ditawarkan. Baginya, Ratu Sihir memiliki cerita yang berbeda dengan film horor lainnya.
Selain itu, penggarapan Ratu Sihir yang di sutradarai Fajar Nugros juga menjadi alasan Morgan tidak berfikir panjang saat ditawarkan bermain di film tersebut. Dia mengaku jatuh cinta dengan karya-karya Nugros.
"Saat mas Nugros menawarkan skrip Ratu Sihir, pas baca, terus pas tau saya memerankan Bana, saya langsung tertarik. Biasanya saya memang harus jatuh cinta dulu dengan karakter yang saya perankan, dan saya excited untuk mengeksplor katakter di film Ratu Sihir ini. Jadi yaudah deh, 'oke, let's do it', " jelas Morgan.
Debut di film horor, Morgan mengatakan banyak persiapan yang dilakukannya sebelum memulai proses produksi. Tidak hanya fisik, Morgan juga harus melakukan persiapan mental agar hasil filmnya memuaskan.
"Untuk persiapannya paling fisik dan mental, karena saya memang dari kecil untuk hal-hal berbau mistis itu agak-agak takut. Jadi kayaknya kalau untuk syuting film Ratu Sihir, selain fisik, yang juga perlu disiapin adalah mental," ujar Morgan. (M-2)
Film ini mencerminkan budaya, nilai, dan cerita khas Indonesia, baik dalam bentuk fiksi, dokumenter, animasi, maupun eksperimental.
Penghargaan tersebut dinilai mencerminkan apresiasi dunia internasional yang terus meningkat terhadap sinema Indonesia.
"Ada plafon atasnya, penting untuk adanya fairness supaya penerimanya lebih banyak. Matching Fund dibatasi sampai Rp2,5 miliar."
SINEMA Indonesia akan kembali hadir dalam ajang festival film terbesar di dunia, Cannes International Film Festival 2025. Tahun ini, akan kembali hadir Paviliun Indonesia di ajang tersebut.
Menyambut lebaran tahun 2025, dunia perfilman Indonesia siap meramaikan bioskop di seluruh Indonesia. Pasalnya, Film Komang akan tayang di momen lebaran
Film Indonesia semakin menunjukkan taringnya di industri perfilman, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Nugros menerangkan film Ratu Sihir bukan sekadar film horor yang menakutkan, tapi film ini hadir untuk mendobrak stigma yang dialami para perempuan terkait dengan mitos Bahu Laweyan.
Eko atau biasa disapa Koko adalah putra dari almarhum Teguh Rahardjo dan Djudjuk Djuariah.
Film ini mengikuti perjalanan grup lawak asal Solo, Jawa Tengah, Srimulat dalam menggapai kesuksesan di ibukota Jakarta lewat layar kaca.
Film Srimulat: Hidup Memang Komedi akan menceritakan perjuangan grup lawak asal daerah, Srimulat, dalam upaya mencapai popularitas sebagai bintang televisi.
Insan kreatif harus memosisikan diri mereka seolah tengah berbicara dengan orang lain saat membuat karya berbentuk audio-visual, seperti video pendek dan film.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved