Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Organisasi nirlaba internasional, Oxfam mengungkapkan satu persen penduduk terkaya di dunia bertanggung jawab atas jumlah emisi karbon yang sama dengan dua pertiga penduduk termiskin di dunia, atau lima miliar orang.
"Meskipun memerangi krisis iklim merupakan tantangan bersama, tidak semua orang memiliki tanggung jawab yang sama dan kebijakan pemerintah harus disesuaikan," kata Max Lawson, salah satu penulis laporan yang dirilis pada Minggu (18/11) , kepada AFP. “Semakin kaya Anda, semakin mudah untuk mengurangi emisi pribadi dan investasi Anda,. Anda tidak memerlukan mobil ketiga, atau sering-sering berlibur, atau Anda tidak perlu berinvestasi di industri semen,” imbuhnya.
Laporan berjudul "Kesetaraan Iklim: Planet untuk 99%, itu didasarkan pada penelitian yang dikumpulkan oleh Stockholm Environment Institute (SEI) dan meneliti emisi konsumsi yang terkait dengan kelompok pendapatan berbeda hingga tahun 2019. Laporan ini diterbitkan ketika para pemimpin dunia bersiap untuk bertemu dalam pembicaraan iklim pada KTT COP28 di Dubai akhir bulan ini.
Kekhawatiran terhadap krisis iklim semakin meningkat, bahwa membatasi pemanasan jangka panjang hingga 1,5 derajat Celcius akan menjadi mustahil untuk dicapai. Temuan utama studi ini antara lain adalah satu persen orang terkaya di dunia -- 77 juta orang -- bertanggung jawab atas 16% emisi global yang terkait dengan konsumsi mereka. Jumlah tersebut setara dengan 66% populasi terbawah berdasarkan pendapatan, atau 5,11 miliar orang.
Ambang batas pendapatan untuk menjadi salah satu dari satu persen penduduk teratas global disesuaikan berdasarkan negara dengan menggunakan paritas daya beli -- misalnya di Amerika Serikat, ambang batasnya adalah US$140 ribu, sedangkan di Kenya, ambang batas tersebut adalah sekitar US$40 ribu. Analisis di Prancis juga memberikan gambaran yang sangat jelas. Misalnya, satu persen penduduk terkaya di negara ini mengeluarkan karbon dalam satu tahun sebanyak 50% penduduk termiskin dalam 10 tahun. Ini tidak termasuk karbon yang terkait dengan investasinya, Bernard Arnault, miliarder pendiri Louis Vuitton dan orang terkaya di Prancis, yang memiliki jejak karbon 1.270 kali lebih besar dibandingkan rata-rata orang Prancis.
Pesan utama dari penelitian ini, menurut Lawson, adalah perlunya tindakan atau kebijakan yang progresif. “Kami pikir kecuali pemerintah memberlakukan kebijakan iklim yang progresif, di mana Anda melihat orang-orang yang mengeluarkan emisi terbesar diminta untuk melakukan pengorbanan terbesar, maka kita tidak akan pernah bisa menghasilkan kebijakan politik yang baik dalam hal ini,” katanya.
Langkah-langkah ini, kata dia, dapat mencakup, misalnya, pajak atas penerbangan lebih dari sepuluh kali setahun, atau pajak atas investasi non-hijau yang jauh lebih tinggi dibandingkan pajak atas investasi ramah lingkungan.
Meskipun laporan saat ini berfokus pada karbon yang hanya terkait dengan konsumsi individu, konsumsi pribadi orang-orang superkaya jauh lebih kecil dibandingkan emisi yang dihasilkan dari investasi mereka di perusahaan, demikian temuan laporan tersebut.
Orang-orang kaya juga tidak berinvestasi di industri-industri yang menghasilkan polusi dengan rasio yang sama dengan investor mana pun -- miliarder dua kali lebih besar kemungkinannya untuk berinvestasi di industri-industri yang menghasilkan polusi dibandingkan rata-rata negara-negara Standard & Poor 500, menurut penelitian Oxfam sebelumnya. (AFP/M-3)
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved