Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
YouTube akan segera mewajibkan label pada konten atau video yang dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Platform milik Google itu telah lama melarang konten yang dimanipulasi secara teknis yang dapat menyesatkan penonton dan menimbulkan risiko yang serius.
Namun dengan pembaruan kebijakan baru yang diumumkan pada Selasa (14/11), YouTube sekarang akan mewajibkan para kreator untuk menambahkan label ketika mereka mengunggah konten yang dimanipulasi atau sintetis yang realistis, termasuk menggunakan alat bantu kecerdasan buatan (AI).
Kebijakan ini untuk mencegah pengguna agar tidak bingung dengan konten sintetis di tengah menjamurnya alat AI generatif baru yang ditujukan untuk konsumen yang membuatnya cepat dan mudah untuk membuat teks, gambar, video, dan audio yang menarik, yang sering kali sulit untuk dibedakan dengan yang asli. Label baru hanya akan diperlukan pada konten yang dihasilkan oleh AI atau konten yang "realistis".
Baca juga: YouTube Batasi Rekomendasi Video Kebugaran dan Perkelahian
"Hal ini mencakup, misalnya, video yang secara realistis menggambarkan peristiwa yang tidak pernah terjadi, atau konten yang menunjukkan seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan," kata Wakil Presiden Manajemen Produk YouTube, Jennifer Flannery O'Connor, dalam sebuah posting blog, dilansir dari CNN, Rabu (15/11).
"Hal ini sangat penting terutama dalam kasus-kasus di mana konten tersebut membahas topik-topik sensitif, seperti pemilihan umum, konflik yang sedang berlangsung dan krisis kesehatan masyarakat, atau pejabat publik," tambahnya.
YouTube merupakan platform terbaru yang memperkenalkan aturan untuk membuat konten yang dihasilkan oleh AI menjadi lebih transparan. TikTok sebelumnya menambahkan label baru untuk konten yang dibuat oleh AI pada awal tahun ini dan mengatakan bahwa pengguna harus mengungkapkan kapan konten dibuat atau diedit dengan AI.
Baca juga: YouTube Tegaskan Komitmen Hadirkan Konten Sesuai Pedoman dan Aturan
Menurut juru bicara YouTube, opsi untuk melampirkan label video yang dihasilkan oleh AI akan ditambahkan ke alur pengunggahan video YouTube dan akan mulai diluncurkan pada awal tahun depan. Label-label tersebut biasanya akan muncul di panel deskripsi video. Namun, untuk jenis konten tertentu tentang topik sensitif, label tersebut akan ditempatkan lebih menonjol di dalam pemutar video. Konten yang dibuat dengan alat AI generatif milik YouTube sendiri juga akan diberi label dengan jelas.
Pengguna yang gagal mematuhi persyaratan baru akan dimintai pertanggungjawaban. Kreator yang konsisten tidak menggunakan label AI pada konten akan menghadapi hukuman seperti penghapusan konten atau penangguhan dari Program Mitra YouTube, di mana para kreator dapat memonetisasi konten mereka.
YouTube juga mengizinkan penonton untuk meminta penghapusan konten yang dihasilkan oleh AI atau konten yang mensimulasikan seseorang yang dapat diidentifikasi, termasuk wajah atau suara mereka, di bawah proses permintaan privasinya. Perubahan ini dilakukan di tengah kekhawatiran tentang peningkatan gambar seksual non-konsensual yang dihasilkan oleh AI dan konten lain yang memanipulasi wajah dan suara orang.
YouTube mengatakan akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti apakah konten tersebut bersifat satir atau menampilkan figur publik, dalam memutuskan apakah akan memenuhi permintaan penghapusan dari pengguna.
(Z-9)
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Masa depan keuangan bukan semata soal kecepatan dan efisiensi, tapi tentang kolaborasi antara teknologi dan manusia.
Penggunaan AI bukan hanya sekedar untuk menjawab chat saja melainkan sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan sehari-sehari.
AI Lab tersebut melengkapi ekosistem riset teknologi Veda Praxis, yang sebelumnya membangun Cybersecurity Lab di Indonesia dan Ho Chi Minh City, Vietnam.
Ketua Program Studi Manajemen S1 FEB UMB Dudi Permana menyampaikan AI semestinya menjadi alat bantu bagi manusia, bukan menggantikan peran manusia.
Chip ini merepresentasikan lompatan besar dalam performa dengan AI sebagai intinya, berkat Dimensity 9400+, kini pengalaman AI genetik pada ponsel pintar menjadi kenyataan
Amazon menutup laboratorium riset kecerdasan buatan (AI) miliknya di Shanghai, ditengah persaingan AS dan Tiongkok.
PENGUATAN peran pengusaha mikro, kecil, dan menengah, dalam pertumbuhan ekonomi terus dilakukan saat terjadi efisiensi anggaran, perang dagang internasional, dan konflik geopolitik.
Financial Analyst Brahmantya Himawan mengatakan dalam dunia trading yang dipenuhi dinamika dan ketidakpastian, AI saja tidak cukup.
Microsoft kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui peluncuran Copilot Vision dan berbagai fitur AI eksklusif di Windows 11.
Diungkap oleh laporan Future Health Index (FHI) 2025 dari Philips, manfaat maksimal hanya bisa dicapai bila ada kepercayaan, transparansi, dan desain yang inklusif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved