Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
The Papandayan Jazz Festival (TPJF) 2023 menjadi penyelenggaraan kedelapan festival jazz yang berlangsung di Hotel Papandayan, Bandung. Pada tahun ini, festival akan berlangsung selama dua hari pada 28-29 Oktober dengan dimeriahkan ratusan musikus di enam panggung.
Beberapa musikus yang akan tampil di antaranya Barry Likumahuwa & The Rhythm Service, Karimata, Ardhito Pramono, Kahitna feat Arsy Widianto, Dwiki Dharmawan, KSP x Wachdach (special project), Gerald Situmorang, Sarah n’ Soul, art Of Tree, Teza Sumendra, Oele Pattiselano, dan Maliq & D’Essentials. Pada tahun ini, TPJF juga akan memberikan penghargaan seumur hidup untuk musikus jazz almarhum Idang Rasjidi atas dedikasinya semasa hidup pada musik jazz di Indonesia.
Saat ini, tiket dengan paket lima panggung telah habis terjual dan hanya tersedia dengan stok terbatas untuk pembelian di tempat. Sementara untuk tiket paket empat panggung, masih tersedia secara daring.
TPJF lahir dari semangat para pendirinya, Bobby Renaldi, Harry Pocang, dan Vence Manuhutu untuk memajukan dan mengangkat musik jazz di Bandung. Festival ini juga bertujuan untuk menciptakan wadah bagi para musikus jazz lokal untuk berkarya dan berkolaborasi dengan para musikus yang hadir.
“Merasa terharu juga, ternyata kami bisa survive sejauh ini. Awalnya sebenarnya ide TPJF adalah untuk reuni para musikus Bandung. Kan banyak yang sudah hijrah ke berbagai tempat. Eh tapi tahunya keterusan sampai sekarang,” kata ko-pendiri TPJF Harry Pocang saat konferensi pers TPJF 2023 di Jakarta Selatan, Rabu, (18/10).
Sebagai salah satu festival jazz yang juga memiliki misi menyediakan platform bagi para musikus muda, TPJF juga konsisten menghadirkan beberapa program sampingan di luar pertunjukan musik. Seperti klinik musik, lokakarya, hingga wicara. TPJF juga konsisten menghadirkan kompetisi untuk mengorbitkan para musikus yang namanya baru merintis di industri musik.
Direktur festival TPJF Eki Puradiredja, menambahkan, kurasi para penampil tahun ini tetap berpatokan pada komposisi menampilkan nama besar yang mampu menarik minat penonton, nama legendaris, nama baru yang ngehit, dan nama pendatang baru.
“Secara konsep, kami juga masih mengedepankan festival yang edukatif dan inspiratif untuk penonton dan musikus Bandung. Salah satu yang menarik adalah kolaborasi KSP x Wachdach, kelompok musik yang cukup legendaris di Bandung.”
Pada tahun ini, klinik musik yang dihadirkan TPJF adalah Basic Jazz Vocabulary yang akan diisi Sri Hanuraga (Aga) dan Rhythm & Groove bersama Barry Likumahuwa. Melalui klinik musik ini, festival bekerja sama dengan beberapa sekolah dan universitas jurusan seni musik dengan memfasilitasi murid-murid tanpa mahasiswa untuk ikut kelas secara gratis. Sekaligus, memberikan kesempatan bagi masyarakat umum yang memiliki ketertarikan mempelajari lebih dalam tentang musik jazz dan mengembangkan keterampilan mereka.
Selain kelas, TPJF juga menyediakan ruang bagi para pelaku UMKM untuk membuka booth. Managing Director TPJF Tyagita R Hermawan menyebut, ini juga meneruskan agenda TPJF tahun lalu, dan menjadi salah satu kekuatan festival tersebut.
“Tahun ini, kami memanfaatkan seluruh ruang yang ada di venue. Jadi kami menghadirkan enam panggung. Seperti tahun lalu, TPJF 2023 juga menghadirkan tenant UMKM dari Bandung, saat ini jumlahnya ada 11,” tambah managing director TPJF Tyagita R Hermawan. (M-3)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved