Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Saat ini, tim penyelamat India sedang mencari lebih dari 100 orang yang hilang akibat banjir bandang yang disebabkan oleh meluapnya tepian danau glasial.
Untuk diketahui, danau glasial adalah danau yang airnya terbentuk dari aktivitas gletser. Danau itu terbentuk ketika gletser mengikis tanah, dan kemudian meleleh, mengisi depresi yang diciptakan oleh aktivitas tersebut.
Para ilmuwan mengingatkan meningkatnya bencana seiring dengan perubahan iklim, seperti banjir yang terjadi di India yang dipicu meluapnya danau glasial.
Lantas apa yang dimaksud dengan banjir akibat semburan danau glasial dan risiko yang ditimbulkannya, khususnya di beberapa wilayah Asia? Berikut penjelasannya yang disarikan AFP:
Apa yang dimaksud dengan banjir semburan danau glasial?
Banjir semburan danau glasial (GLOF) adalah pelepasan air secara tiba-tiba yang terkumpul di bekas lapisan gletser.
Danau-danau ini terbentuk akibat menyusutnya gletser, sebuah fenomena alami yang dipicu oleh peningkatan suhu akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pencairan gletser sering kali dialirkan ke sungai, namun es atau tumpukan puing dapat membentuk bendungan alami, yang di belakangnya terbentuk danau glasial.
Jika bendungan alami ini jebol, air dalam jumlah besar dapat keluar secara tiba-tiba dari danau, sehingga menyebabkan banjir besar.
Apa yang menyebabkan kebocoran ini?
“Bendungan alami yang menahan danau glasial dapat jebol karena berbagai alasan,” jelas Lauren Vargo, pakar gletser dan ilmuwan di Pusat Penelitian Antartika di Selandia Baru.
“Penyebabnya termasuk longsoran salju, atau tanah longsor yang menyebabkan gelombang di danau, atau danau meluap arena hujan atau mencairnya gletser,” katanya kepada AFP.
Kadang-kadang bendungan tersebut perlahan-lahan terdegradasi seiring berjalannya waktu, atau jebol karena peristiwa seperti gempa bumi.
“Insiden ini sangat tidak dapat diprediksi, karena dapat disebabkan oleh banyak faktor berbeda, “tambahnya.
Apa dampak perubahan iklim?
Perubahan iklim menyebabkan hilangnya gletser. Para ilmuwan memerkirakan separuh dari 215.000 gletser di bumi akan mencair pada akhir abad ini, meskipun pemanasan global dapat dibatasi pada suhu 1,5 derajat Celsius.
Volume danau glasial telah melonjak 50% dalam 30 tahun, menurut sebuah studi tahun 2020 berdasarkan data satelit.
Semakin banyak danau yang terbentuk, semakin besar pula risiko yang ditimbulkannya terhadap masyarakat di hilir danau.
Perubahan iklim tidak hanya mendorong terciptanya danau glasial, namun juga dapat menimbulkan kondisi yang mengakibatkan jebolnya bendungan.
“Banjir bisa disebabkan oleh mencairnya gletser atau peristiwa curah hujan besar, kita tahu hal ini lebih banyak terjadi karena perubahan iklim,” kata Vargo.
Seberapa berbahayakah banjir ini?
Bahaya khusus GLOF terletak pada ketidakpastiannya. “Kemungkinan sebuah danau melepaskan GLOF sulit diukur secara akurat tanpa studi yang terperinci dan terlokalisasi,” sebuah studi tentang masalah tersebut secara global memperingatkan belum lama ini.
Studi yang dipublikasikan di Nature Communications ini menemukan bahwa 15 juta orang tinggal dalam jarak 50 kilometer (31 mil) dari danau glasial dan dalam jarak satu kilometer dari potensi banjir akibat pecahnya danau.
Risiko terbesar terjadi di Pegunungan Tinggi Asia, sebuah wilayah yang mencakup sebagian dari 12 negara, termasuk India, Pakistan, Tiongkok, dan Nepal (lihat grafis).
Hal ini disebabkan karena lebih banyak orang yang tinggal dekat dengan danau glasial di wilayah tersebut dibandingkan di wilayah lain di dunia, sehingga waktu peringatan menjadi lebih singkat.
Namun hal ini juga mencerminkan kerentanan masyarakat yang mungkin lebih miskin dan kurang siap menghadapi bencana banjir yang tiba-tiba datang. (AFP/M-3)
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Gambar satelit NASA menunjukkan dampak pemanasan global di Alaska. Di mana lapisan salju tahun lalu telah menghilang dan menyisakan hamparan tanah kosong yang luas.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Sebanyak 19 warga Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Banjir bandang dan tanah longsor melanda 9 kabupaten di Sidoarjo, Jawa Timur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved