Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Polusi Udara Membuat Lebah Sulit Menemukan Bunga dan Mengancam Ketahanan Pangan

Devi Harahap
13/9/2023 12:00
Polusi Udara Membuat Lebah Sulit Menemukan Bunga dan Mengancam Ketahanan Pangan
Polusi Udara Membuat Lebah Sulit Menemukan Bunga dan Mengancam Ketahanan Pangan(JOAQUIN SARMIENTO / AFP))

Polusi udara yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, tak hanya menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat, namun juga berdampak pada pelestarian eksistensi hewan serangga seperti Lebah. Lebih jauh lagi, hal ini juga bisa menyebabkan krisis pangan.

Hasil studi terbaru dari Pusat Ekologi & Hidrologi Inggris (UKCEH) dan Universitas Birmingham, Reading, Surrey dan Southern Queensland menunjukkan, partikel polusi udara dapat menyebabkan penurunan jumlah serangga global secara signifikan.

Penurunan tersebut terjadi karena terjadi pelemahan terhadap kemampuan serangga untuk menemukan makanan dan pasangan ketika antena mereka terkontaminasi partikel dari aktivitas manusia terutama industri, transportasi, dan sumber polusi lain.

Jika sudah begitu, polusi udara secara langsung dapat menghalangi penyerbuk bunga untuk menghasilkan buah dan sayuran yang menjadi pangan utama bagi manusia seperti dilansir dari laman resmi Universitas Birmingham Inggris, pada Senin (11/9).  

Tim peneliti lebih lanjut menemukan bahwa lapisan ozon secara substansial mengubah ukuran dan gumpalan aroma yang dikeluarkan oleh bunga. Bahkan, polusi udara juga bisa mengurangi kemampuan penting serangga untuk mendeteksi bau guna mencari makanan dan pasangan hingga 90% hanya dari jarak beberapa meter.

Ozon yang terbentuk di permukaan tanah biasanya berasal dari emisi nitrogen oksida kendaraan dan industri yang bereaksi dengan senyawa organik mudah menguap. Senyawa ini dipancarkan dari tumbuh-tumbuhan sebagai akibat paparan sinar matahari. Jika hal ini terus berlanjut, akan berdampak pula pada penurunan kuantitas jumlah lebah madu.

Krisis Pangan

Serangga seperti lebah dan kupu-kupu merupakan jenis hewan yang tidak memiliki indra penciuman seperti hidung, melainkan akan menggunakan antenanya untuk mendeteksi aroma. Antena itu membantu mereka menemukan makanan dan banyak lagi. Namun, polusi udara yang menguasai lingkungan membuat para serangga cenderung sulit mencium aroma bunga sehingga tak mampu menemukan bunga atau menyerbukinya.

Professor Christian Pfrang dari Universitas Birmingham menjadi salah satu yang menyimpulkan implikasi negatif tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa ozon kemungkinan besar berdampak negatif terhadap perkembangan bunga dan hasil panen pertanian.

Penelitian berskala internasional ini telah membuktikan bahwa ozon mempunyai dampak negatif terhadap produksi pangan karena merusak pertumbuhan tanaman. Padahal, sejatinya manusia bergantung pada serangga untuk menyerbuki tanaman yang menghasilkan banyak bahan makanan berupa buah, kacang-kacangan, dan sayuran yang kita makan.

“Studi kami memberikan bukti kuat bahwa perubahan akibat ozon di permukaan tanah pada aroma bunga, menyebabkan proses penyerbuk serangga kesulitan menjalankan peran penting mereka di lingkungan alam. Hal ini akan berdampak pada ketahanan pangan,” ujar Profesor Christian Perang.

Dr Ben Langford, seorang ilmuwan atmosfer di UKCEH yang memimpin penelitian tersebut menyatakan bahwa sekitar 75% tanaman pangan di dunia dan hampir 90% tanaman berbunga liar, proses pembuahannya bergantung pada penyerbukan hewan, terutama serangga.

“Oleh karena itu, pahami apa dampak buruknya jika populasi lebah berkurang dan terjadi penurunan terkait kemampuan lebah dalam menemukan bunga. Hal ini akan mempengaruhi proses penyerbukan. Kita harus terus membantu serangga karena sangat penting untuk membantu kita melestarikan berbagai jenis tanaman yang bisa menghasilkan bahan makanan, tekstil, biofuel, dan obat-obatan,” imbuhnya.

Penelitian yang didanai oleh Natural Environment Research Council, bagian dari UK Research and Innovation dan diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution itu, melibatkan proses eksperimen sains menggunakan terowongan angin sepanjang 30 m di Universitas Surrey untuk memantau bagaimana ukuran dan bentuk gumpalan bau berubah dengan adanya ozon.

Para ilmuwan juga menemukan aroma dari gumpalan tersebut berubah secara signifikan. Ini karena senyawa tertentu bereaksi jauh lebih cepat dibandingkan senyawa ain. Lebah madu dilatih mengenali campuran bau yang sama dan kemudian dipaparkan dengan bau baru yang dimodifikasi dengan ozon. Serangga penyerbuk menggunakan bau bunga untuk menemukan bunga.

Serangga juga belajar mengasosiasikan campuran unik dari senyawa kimia dengan jumlah nektar yang dihasilkannya. Ini memungkinkan mereka menemukan spesies bunga yang sama di masa depan.

Penelitian menunjukkan bahwa di tengah gumpalan-gumpalan aroma, 52% lebah madu mengenali bau pada jarak 6 meter. Lalu kemampuan itu menurun menjadi 38% pada jarak 12 meter Di bagian tepi gumpalan aroma, yang terdegradasi lebih cepat, 32% lebah madu mengenali bunga dari jarak 6 meter.

Sementara, hanya sepersepuluh serangga yang dapat mengenalinya dari jarak 12 meter. Studi ini menunjukkan bahwa ozon juga dapat mempengaruhi perilaku serangga lain yang mengendalikan bau seperti menarik pasangan.

Professor Christian Pfrang dalam penelitiannya memberi kesimpulan bahwa polusi udara berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, ketahanan pangan, pelestarian keanekaragaman hayati, dan iklim.

“Hal ini seharusnya menjadi peringatan dan seruan penting bagi para pengambil kebijakan untuk mengatasi polusi udara, karena tindakan pencegahan ini dapat membantu kita untuk menjaga produksi pangan dan keanekaragaman hayati di masa depan.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik