Rabu 31 Mei 2023, 20:20 WIB

Belajar tak Membuang Limbah dari Desa Watublapi

Siti Retno Wulandari | Weekend
Belajar tak Membuang Limbah dari Desa Watublapi

Dok Noesa
Proses mengeringkan benang yang telah diwarnai dengan pewarna alam

 

HIDUP bersama penenun di Desa WatublapiNusa Tenggara Timur (NTT), memberikan banyak pelajaran bagi pendiri jenama Noesa, Annisa Hendrato dan Cendy Mirnaz. Salah satu yang menjadi hal penting dan diterapkan pada usahanya yakni meminimalkan adanya limbah produk.

Annisa yang merupakan Co-Founder Noesa menyebut awalnya mereka tidak peduli dengan persoalan limbah. Namun lama tinggal dengan warga desa membuatnya terpikir untuk menerapkan apa yang dilihatnya setiap hari.

"Ya mama-mama itu tidak membuang limbah. Pewarna yang mereka buat dari alam itu terus digunakan lagi tidak ada yang terbuang. Hidup mereka memang berkawan alam, alat tenun pun dibuat sendiri," ucap Annisa.

Perempuan lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara ini pun langsung menerapkan pada usahanya. Sebisa mungkin tidak ada limbah tekstil terbuang. Sisa potongan bahan disimpan dan diolah lagi menjadi barang bernilai guna.

"Perca dari kain-kain yang kami gunakan lalu dikumpulkan. Kami buat menjadi aksesori kecil, seperti anting-anting hingga pembatas buku. Kami sih tidak mengatakan zero waste, hanya menerapkan less waste," ungkap Nisa.

 Baca juga: Ikut Program BRILianpreneur, Produk Noesa Sampai ke Prancis

Sementara terkait pemotongan motif di kain tenun, Nisa menyebut tak ada pakemnya karena produk Noesa lebih banyak menggunakan corak umum yang memang boleh dibagikan kepada khalayak. Ia tak menampik ada beberapa motif yang membuat kain tersebut tidak boleh diubah-ubah. Nisa dan Cendy pun urun desain pola yang kemudian diterima oleh mama-mama penenun dan segera dibuat.

Meski isu lingkungan menjadi hal yang sedang ramai diperbincangkan, akan tetapi tidak mudah membawa konsep tersebut dengan harapan bisa dibeli banyak orang. Karena, harga akan tetap selalu menjadi hal utama yang dilihat oleh sejumlah pembeli. Kini produk Noesa semakin beragam mulai dari pembatas buku, anting-anting hingga totebag. Noesa pun memiliki 22 penenun di Desa Watublapi.

Konsep less waste ini sejalan dengan yang diusung oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI pada program BRILianpreneur pada lini lingkungan. BRI mempertimbangkan aspek-aspek seperti environmental, social, governance. BRI sebagai role model penerapan prinsip-prinsip ESG juga mendorong pelaku UMKM untuk mampu tumbuh berkelanjutan. Implementasi prinsip ESG dalam proses produksi meliputi kegiatan pemberdayaan perempuan, pengelolaan limbah, dan inklusivitas.(M-4)

Baca Juga

 Christof STACHE / AFP

Memori Otak Lansia Bisa Meningkat dengan Permainan Puzzle Digital

👤Devi Harahap 🕔Kamis 28 September 2023, 09:04 WIB
Secara umum orang memiliki kemampuan yang baik untuk mengabaikan gangguan yang tidak relevan, sesuatu yang disebut 'pengkodean...
Ben Stansall / AFP

Duh, Mikroplastik Ternyata juga Mencemari Awan

👤Adiyanto 🕔Kamis 28 September 2023, 08:51 WIB
Para peneliti di Jepang telah mengonfirmasi bahwa mikroplastik terdapat di awan, yang kemungkinan besar berdampak terhadap iklim dengan...
MI/HO

The Watch Co Buka Toko Baru di Semarang dan Jakarta

👤Basuki Eka Purnama 🕔Kamis 28 September 2023, 07:30 WIB
"Kini, The Watch Co Friends pun memiliki lebih banyak tempat untuk menjelajahi koleksi-koleksi terbaru dan terbaik dari berbagai brand...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya