Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Upaya Seniman Irak untuk Menyelamatkan Tradisi dan Lingkungan

Adiyanto
22/5/2023 11:00
Upaya Seniman Irak untuk Menyelamatkan Tradisi dan Lingkungan
Festival perahu tradisional yang disebut Meshhouf di Sungai Tigris, Irak.(Ayman HENNA / AFP)

SUNGAI Tigris merupakan salah satu sungai yang memunculkan peradaban tertua di Timur Tengah, termasuk Irak. Seperti di negara lainnya yang dialiri sungai, perahu, terutama yang tradisional, menjadi sarana transportasi warga sehari-hari yang tinggal di tepian sungai. Namun, seiring perkembangan zaman, perahu-perahu jenis ini mulai tergantikan oleh yang lebih modern menggunakan mesin bermotor.

Di Irak, para pemuda, terutama seniman, kini berupaya menghidupkan kembali perahu tradisional itu melalui sebuah festival perahu. "Kapal kayu yang memanjang dengan busur dan buritan meruncing yang dikenal sebagai meshhouf ini telah ada sejak zaman Sumeria," kata penyelenggara acara Rashad Salim.

Selain oleh perahu modern, keberadaan kapal kayu ini terancam oleh faktor alam lantaran sungai Tigris semakin mengering akibat perubahan iklim. “Irak harus menyelamatkan perahu-perahu ini dari kepunahan. Ia aspek penting peradaban kita yang telah ada selama empat atau lima milenium", kata Salim, salah satu pendiri Safina Projects, yang bekerja untuk melestarikan budaya berperahu tradisional Irak.

Salim, 62, adalah seorang pelukis, pematung, dan seniman lingkungan dengan selera petualangan yang tinggi. Di masa mudanya, ia bergabung dengan penjelajah Norwegia terkenal Thor Heyerdahl dalam perjalanan laut yang panjang dengan kapal buluh tradisional Irak.

Lima tahun lalu, Salim berangkat untuk menemukan pembuat meshhouf terakhir di Irak. Ia lalu membawanya ke Huweir di tepi rawa-rawa Mesopotamia  yang terkenal, dan memesan untuk dibuatkan perahu. Salim kemudian pergi ke klub bahari dan membantu membentuk tim yang akan mengajari anak muda cara menavigasi perahu tersebut

Terkait lingkungan

Festival yang diikuti 18 perahu di Tigris di Bagdad adalah peristiwa penting dalam upaya Salim untuk mewariskan budaya tradisional. Dalam festival itu, para pedayung muda bergantian mengayuh di kiri dan kanan perahu. Beberapa, di antara mereka hanya sempat berlatih beberapa minggu menjelang acara tersebut. Semua tampak gembira.

“Meshhouf adalah bagian dari sejarah dan warisan negara, kata salah satu dari mereka, Omar Youssef, 21, yang memiliki pengalaman berlayar dan berselancar angin. “Olah raga itu (selancar) bergantung pada angin, Anda harus menjaga keseimbangan tubuh Anda", , sedangkan menggerakkan meshhouf Anda harus bekerja dengan bahu dan lengan,” imbuhnya.

Tujuh klub meshhouf telah didirikan di Bagdad, provinsi tengah Babilonia dan sebagian Irak selatan, dengan dana dari Inggris dan Aliph Foundation, yang bekerja untuk melindungi warisan budaya di zona konflik.

Irak masih belum pulih dari dekade kediktatoran dan perang, dan juga menghadapi tantangan lain berupa perubahan iklim.  Irak kerap dilanda panas terik dan badai pasir. Penurunan curah hujan serta debir air bendungan di hulu,  telah mengurangi aliran sungai Tigris dan Efrat, tempat peradaban kuno pernah berkembang.

Salim mengeluhkan kondisi sungai yang dianggapnya mengerikan karena meningkatnya salinitas air dan polusi. Tujuan utamanya menggelar festival ini, kata dia, adalah untuk membuat pemuda Irak terhubung dan peduli dengan lingkungan. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya