Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Manifestasi dari rasa malu tiap orang berbeda. Bagi sebagian orang, itu mungkin berarti emosi yang muncul dalam situasi sosial tertentu. Bagi yang lain, mungkin rasa malu menjadi bagian dari sifat dasar atau kepribadian mereka
Sebuah tim dari Universitas McMaster, Kanada berupaya memahami mengapa banyak anak sering kali menjadi pemalu dalam lingkungan sosial mereka. Untuk menyelidiki hal tersebut, tim mempelajari 152 anak berusia antara tujuh dan delapan tahun, serta orangtua mereka. Sembilan dari 10 pengasuh adalah ibu, sedangkan 10% sisanya adalah ayah.
Anak-anak dilengkapi dengan elektrokardiogram rawat jalan dan menyelesaikan percobaan di sebuah ruangan di sebelah orangtua mereka. Orangtua menyelesaikan kuesioner daring terkait dengan karakterputra-putri mereka sambil memantau di monitor yang tidak bersuara.
Dalam penelitian ini, anak-anak harus menyiapkan pidato dua menit tentang ulang tahun terakhir mereka untuk ditampilkan di video dan dicermin, dengan anggapan bahwa anak-anak lain akan menontonnya nanti. Para peneliti mengincar bagian terakhir untuk memicu respons stres.
Tim kemudian memantau perilaku mereka, mencatat penanda seperti kegugupan dan bagaimana pernapasan mereka. “Temuan menunjukkan bahwa sekitar 10% anak-anak dalam penelitian kami menunjukkan perilaku sosial reaktivitas stres dan memiliki pola rasa malu yang relatif lebih tinggi dan stabil yang dilaporkan orangtua sepanjang waktu. Ini memberikan bukti bahwa mereka dapat dicirikan sebagai pemalu secara temperamen," kata Kristie Poole, yang melakukan penelitian, seperti dikutip dari situs Study Finds, Selasa (25/4).
Hasil lainnya, sekitar 25% anak-anak menunjukkan pola reaktivitas stres sosial hanya pada tingkat afektif yaitu perasaan gugup atas situsiasi tertentu, dan tidak menunjukkan tingkat rasa malu yang dilaporkan yang relatif tinggi. (M-3)
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved