Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Dewasa ini penggunaan tabir surya sudah semakin diketahui manfaat dan urgensinya oleh masyarakat. Terutama karena saat ini suhu dan paparan sinar UV dari matahari semakin ekstrem akibat perubahan iklim. Pengguaan tabir surya disarankan dilakukan setiap hari, bahkan ketika sedang hanya berada di rumah. Lalu bagaimana dengan ketika bepergian dengan menggunakan moda transportasi yang minim paparan sinar matahari seperti pesawat?
Jawabannya penggunaan tabir surya ketika menggunakan pesawat adalah hal yang sangat penting karena kaca kendaraan tidak bisa menghalangi sinar matahari masuk, termasuk kaca pesawat. Ini juga yang diingatkan oleh dokter Arthur S, dokter spesialis kulit dan kelamin.
"Tahukah kamu bahwa kasus kanker kulit atau melanoma dialami pilot 2 kali lebih sering daripada orang lain?," ungkapnya di Instagram pribadinya @dokterkulitkucom, Rabu (19/4).
Baca juga: Sejumlah Mitos Tabir Surya yang Perlu Anda Abaikan Demi Kulit Lebih Sehat
"Sebuah studi yang mengukur paparan UVA di kokpit pesawat menemukan bahwa paparan matahari selama 56 menit di ketinggian 30 ribu kaki itu SAMA seperti masuk ke mesin tanning selama 20 menit," lanjutnya.
Apalagi kalau terbang melewati awan tebal dan salju, lanjut dokter Arthur. "Inget ya, yang terhalang kaca itu UVB bukan UVA," tegasnya.
Baca juga: Ini Tingkat SPF Tabir Surya yang Disarankan
Sinar UVA mampu menembus dan mempengaruhi sel kulit lebih dalam manusia. Apabila sinar UVB hanya mencapai lapisan permukaan atau epidermis, sementara sinar UVA mampu menyerap melewati lapisan epidermis hingga ke lapisan dermis.
Dokter Arthur juga mengingatkan selain membawa tabir surya, juga dibiasakan untuk membawa sabun muka dan pelembab dalam perjalanan.
"Trio skincare ini sebaiknya ada di tempat yang mudah diakses. Walaupun kamu gak sempat mandi, pastikan cuci muka (dan ganti celana dalam) dua kali sehari, pake pelembab dan aplikasi ulang si sunscreen," paparnya.
"Ya, walaupun kamu di dalam kendaraan, pake dan aplikasi ulang sunscreen tetap penting (kecuali kalau kamu travelingnya naik kapal selam)," lanjutnya.
(Z-9)
Tato sinar matahari populer di TikTok, namun dermatolog memperingatkan risiko serius bagi remaja.
Dengan perlindungan SPF 49.5 PA++++, sun barrier sunscreen ini mampu melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB tanpa meninggalkan rasa lengket, berminyak, maupun whitecast.
Sunscreen menjadi perlindungan utama untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang, terutama saat menghadapi paparan sinar matahari dan faktor lingkungan lainnya.
Perlindungan kulit dari sinar matahari tidak hanya penting saat beraktivitas di luar ruangan, tapi juga di dalam rumah.
Tidak mengandung alkohol, Paraben, dan Non-Comedogenic, serta tidak meninggalkan white cast, juga jadi salah satu pertimbangan saat membeli sunscreen.
Tetapi, saat berjemur, jangan lupa menggunakan Sunscreen.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved