Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
Para peneliti arkeolog dari Universitas Islandia mengungkapkan fakta terbaru bahwa kehadiran Bangsa Viking di daratan Amerika lebih dulu terjadi sejak 500 tahun sebelum sebelum kedatangan Christopher Columbus.
Meskipun masih banyak literatur yang menjelaskan bahwa selama ini penjelajah Christopher Columbus dianggap sebagai penemu daratan Amerika pada tahun 1492, hal tersebut dianggap keliru lantaran berdasarkan analisa sejumlah kayu yang ditemukan dari lima situs Norse di Greenland barat, menunjukkan benua itu telah didatangi bangsa Viking antara tahun 1000 dan 1400.
Di samping itu, fakta tersebut diperkuat dengan adanya temuan para peneliti terkait banyaknya sampel spesies pohon yang berasal dari Amerika dan Eropa yaitu hemlock dan pinus Jack yang secara khusus tidak ditanam di Eropa utara selama milenium kedua, jadi kayu dari pohon-pohon ini pasti telah berlayar melintasi Atlantik.
Diketahui pohon pinus jack tumbuh secara alami di sekitar Sungai Mackenzie, Nova Scotia, dan New England, sedangkan Hemlock tumbuh di dekat Quebec, New Brunswick, Pulau Prince Edward, Ontario, dan Nova Scotia.
Artinya, perjalanan yang dilakukan Bangsa Viking dari Greenland ke Amerika Utara selama periode Norse di Greenland jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Para peneliti pun memeriksa struktur kayu secara detail menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasi spesies pohon asalnya.
Temuan peneliti ini secara langsung mendukung legenda yang diturunkan secara turun temurun melalui masyarakat Viking bahwa mereka mendatangkan kayu dari Vínland, wilayah pesisir Amerika Utara yang diperkirakan berada di sepanjang Teluk St Lawrence. Di antaranya spesies kayu itu beras dari pohon pinus jack dan hemlock.
“Temuan ini menyoroti fakta bahwa Norse Greenland memiliki sarana, pengetahuan dan kapal yang tepat untuk menyeberangi Selat Davis ke pantai timur Amerika Utara, setidaknya sampai abad keempat belas,” kata para peneliti seperti dilansir dari Daily Mail UK pada Rabu (19/4).
Beberapa literatur sejarah juga menyebutkan bahwa Bangsa Viking yang tinggal di Greenland antara tahun 985 dan 1450 bergantung pada bahan impor, seperti besi dan kayu yang digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur dan transportasi seperti pembuatan kapal, dan artefak.
Lebih lanjut, analisis dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa sebanyak 0,27% sampel berasal dari spesies impor yaitu Amerika Utara atau Eropa utara. Sementara itu, ada jenis kayu kapal tua atau artefak yang termasuk dalam kategori terakhir seperti kayu ek, beech, dan pinus Skotlandia.
Analisis tersebut juga menemukan bahwa seperempat sampel diimpor ke Greenland sebagai kayu apung, dengan spesies termasuk larch, cemara, pinus Skotlandia, dan cemara. Kayu apung dan kayu dari hutan setempat biasanya digunakan sebagai bahan bakar dan keperluan rumah tangga lainnya. Fakta ini menunjukkan rute perdagangan bangsa Viking telah terbangun lebih masif hingga melintasi Samudra Atlantik barat laut.
Sementara itu, pernyataan ini didukung oleh studi artefak kayu dari L'Anse Aux Meadows di Newfoundland, Kanada dan University of Groningen. Peneliti mengungkapkan bahwa kayu itu menjadi bukti bahwa aktivitas pemotongan masih menggunakan pisau yang terbuat dari logam. Diketahui masa itu logam merupakan sebuah bahan yang tidak diproduksi oleh penduduk pribumi.
“Kayu itu berasal dari tahun 1021 - 471 yang mana belum memasuki tahun Columbus datang ke Amerika Serikat,” jelas peneliti. (M-3)
Penemuan Galloway Hoard, harta karun Viking terkaya di Britania Raya, mengejutkan dunia arkeologi dengan mengungkap asal-usul artefak dari Iran, ribuan kilometer jauhnya.
AS dan Tiongkok mencapai kemajuan yang meredakan perang dagang.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkapkan bahwa sudah ada 58 warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak operasi penindakan imigran di Amerika Serikat hingga saat ini.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
PEMERINTAHAN Presiden Donald Trump tengah mendorong pelaksanaan deportasi massal dengan target ambisius yaitu mendeportasi satu juta imigran tanpa dokumen.
KETAKUTAN menyelimuti para pekerja migran tidak berdokumen di Los Angeles, Amerika Serikat, menyusul razia besar-besaran yang dilakukan oleh petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).
KETAKUTAN menyelimuti para pekerja migran tidak berdokumen di Los Angeles menyusul razia besar-besaran pada operasi imigran AS yang dilakukan oleh petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved